
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Permasalahan sampah yang meningkat di Kota Balikpapan menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyullah Bandung menegaskan bahwa jika tidak segera dilakukan penanganan sampah, kota Balikpapan akan menghadapi kesulitan pada tahun 2026.
Menurut Wahyullah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada saat ini sudah mengalami kelebihan kapasitas. Sehingga, dibutuhkan langkah-langkah yang tepat agar pengolahan sampah ini bisa berjalan dengan efektif.
“Dari Kementerian Lingkungan Hidup ‘kan tidak ada lagi penambahan zona untuk TPA. Itu sudah overload untuk sampahnya.
Kalau tidak ada cara untuk menangani sampah, di tahun 2026 sampahnya diperkirakan Balikpapan akan kesulitan dalam pengolahan sampah,” ujarnya saat diwawancarai media, Senin (19/5/2025).
Ia menuturkan bahwa berbagai opsi sedang dipertimbangkan, termasuk penggunaan incinerator yang bekerja dengan cara membakar sampah.
Namun, Wahyullah menilai bahwa solusi yang lebih berkelanjutan adalah pengolahan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R, yaitu reduce, reuse, recycle. Saat ini, pengadaan dan pembangunan TPST 3R tengah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).
“Sekarang pengadaan atau pembuatan TPST 3R ini sudah dilakukan oleh Dinas PU.
Nah, itu juga harus didukung, karena kalau Incinerator basis hilirnya adalah pembakaran, kalau ini pengolahan di hulu,” terangnya.
Wahyullah menyampaikan pentingnya dukungan terhadap pengolahan sampah berbasis hulu, bukan hanya mengandalkan teknologi di hilir.
Ia menilai, kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dari rumah tangga menjadi salah satu akar permasalahan.
“Begitu sampah keluar dari rumah, masyarakat bilang itu bukan urusan saya, tapi urusan pemerintah. Padahal, membangun kesadaran mengelola sampah dari rumah tangga adalah tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wahyullah turut menekankan pentingnya manajemen persampahan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Ia menyebut, jika sampah dapat dipilah dan dikelola dengan baik mulai dari hulu, maka secara signifikan dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
“Jadi sebelum sampai di TPA, sampah diolah terlebih dahulu. Sehingga, yang sampai di TPA itu hanya residu, mungkin hanya 10–20 persen saja,” imbuhnya.
Ia berharap, ke depan implementasi pengelolaan sistem persampahan yang berkelanjutan dan efektif dapat berjalan dengan lebih baik di Balikpapan. Sehingga, volume sampah yang masuk ke TPA tidak melebihi kapasitas yang tersedia. (*)