Robi Ariadi

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan umumkan tingkat inflasi di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) periode Juni 2024.

Di Balikpapan tingkat inflasi Juni 0,07 persen. Melanjutkan tren penurunan bulan sebelumnya yakni 0,21 persen.

Normalisasi harga pangan dan biaya transportasi pasca Lebaran jadi pendorongnya.

Tingkat inflasi Juni membentuk inflasi Balikpapan secara tahunan sebesar 1,50 persen.

Adapun komoditas pangan yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sigaret Kretek Mesin (SKM), kangkung, angkutan udara, cabai rawit, cabai merah dan emas perhiasan.

Kenaikan harga SKM disebabkan adanya kenaikan tarif cukai rokok. Inflasi komoditas pangan tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan di tengah pasokan yang terbatas.

Selain komoditas pangan, kenaikan tarif angkutan udara juga berkontribusi dalam mendorong inflasi dari kelompok transportasi. Sedangkan perhiasan emas mengalami kenaikan karena pengaruh kenaikan harga emas global.

Di sisi lain, PPU mengalami deflasi secara bulanan dibanding bulan sebelumnya. Yakni -0,20 persen, lebih rendah dibandingkan Mei 2024 yang mengalami inflasi 0,49 persen.

Hingga Juni 2024 tingkat inflasi PPU 1,83 persen.

Penyumbang terbesar deflasi PPU dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar -0,63 persen. Berdasarkan komoditas, penyumbang deflasi tertingginya yaitu tomat, daging ayam ras, buncis, ikan tongkol atau ikan ambu-ambu, sawi hijau.

Terkait itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) memandang, inflasi periode Juli perlu diwaspadai seiring dengan adanya intensitas curah hujan yang meningkat dan berpengaruh terhadap pergerakan pasokan beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah, sayuran, serta komoditas perikanan.

Secara keseluruhan tahun 2024, BI meyakini inflasi IHK 2024 di Kota Balikpapan dan PPU tetap terjaga dalam rentang target kendali.

“Terkait inflasi Kelompok Makanan saat ini memang masih di atas level sasaran yang diharapkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan curah hujan yang meningkat.

Namun demikian, tekanannya diprediksikan akan berangsur menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen di wilayah penghasil dan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPID dan GNPIP di wilayah kerja BI Balikpapan,” kata Kepala KPw BI Balikpapan Robi Ariadi dalam keterangan tertulis, Selasa (2/7/2024). (*)

Penulis: Yandri Rinaldi