
Melalui kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, khususnya dalam bidang kebudayaan.
Ekspedisi di Kaltim dilakukan selama tujuh hari, yakni 6-12 April 2023.
PRN mendokumentasikan dan mencatat langsung resep dan budaya dari sumber yang telah dipetakan sebelumnya melalui studi kepustakaan (desk research).
Berkolaborasi dengan seorang informan (local champion) dan videographer (local talent) untuk melakukan dokumentasi.
Turut hadir pula Chef Ragil Imam Wibowo, selaku salah satu pembina yayasan, dan tiga orang peneliti senior proyek.
Perjalanan dimulai dengan mendokumentasikan Festival Samarinda Wisata Belanja Ramadan 2023 di GOR Segiri Samarinda.
Selanjutnya, tim PRN melanjutkan riset untuk mendokumentasikan Lontong Sayur Haruan yang juga menjadi salah satu makanan khas di Kota Samarinda.
“Secara umum, makanan khas Kaltim erat kaitanya dengan kondisi geografis. Khususnya sungai dan hutan sebagai sumber penghidupan masyarakat,” kata
Di sisi yang lain, budaya masyarakat yang hangat serta pengaruh Kerajaan Kutai memberikan sentuhan keunikan tertentu terhadap masakan khas di daerah ini.
Melalui ekspedisi ini, PRN juga mengajak jurnalis berdialog. Tidak hanya untuk memperkaya pengetahuan, tetapi dapat membantu mengarusutamakan nilai-nilai kebudayaan local sebagai kekayaan yang akan diwariskan kepada anak cucu.
Selanjutnya, 8-9 April, riset akan dilakukan di Kutai Barat untuk mendokumentasikan makanan khas dari suku Dayak sekaligus perayaan Paskah.
Riset pendokumentasian kemudian dilanjutkan ke Provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di Kota Tarakan. Tim PRN akan mendokumentasikan masakan khas dari suku Krayan.
Ekspedisi akan berakhir 12 April 2023. Sepanjang ekspedisi, tim riset menemukan berbagai macam resep makanan khas dari masing-masing daerah. (*)