Juru Bahasa isyarat Astrid Aldila (kiri) bersama Alex (kanan). (iknbisnis.com/yandri)

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Komunitas Semangat Muda Tuli (Semut) Balikpapan menyampaikan harapannya di momen peringatan hari Sumpah Pemuda agar mendapat peningkatan sarana dan prasarana untuk teman-teman tuli di kota Balikpapan.

Dijelaskan, Komunitas Semut Balikpapan merupakan salah satu dari beberapa komunitas teman difable yang ada di Kota Balikpapan.

Wakil Ketua Semut Balikpapan Alex yang juga teman tuli, didampingi Juru Bahasa Isyarat Astrid Aldila menyampaikan sejumlah harapan dan pesan usai mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Balai Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Senin (28/10/2024).

Pada kesempatan itu, Alex menggunakan bahasa isyarat kepada Astrid menerangkan, jumlah teman tuli di Balikpapan mencapai ratusan yang terbagi menjadi beberapa komunitas, namun anggota aktif komunitas Semut sendiri sekitar 20 orang.

“Harapan kami agar teman-teman tuli bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai kemampuan mereka, seperti teman-teman nondisabilitas.

Kami juga ingin agar tidak ada lagi diskriminasi seperti perundungan atau ejekan yang dialami teman tuli,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan pentingnya peran organisasi dan komunitas untuk saling memberikan dukungan kepada sesama teman tuli dan berharap angka diskriminasi terhadap disabilitas bisa berkurang.

Selain itu, Ia juga berharap adanya peningkatan pemahaman kepada masyarakat nondisabilitas mengenai teman tuli serta lebih banyak akses yang bisa didapatkan teman tuli terkait pekerjaan maupun lainnya.

“Kami perlu memberikan sosialisasi agar kesetaraan bagi teman-teman tuli semakin dipahami, terutama bagi yang belum mengenal atau memahami, dan juga semoga lebih banyak akses pekerjaan dan pendidikan tersedia untuk teman tuli, sehingga mereka dapat percaya diri melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” tambahnya.

Sementara itu, Astrid Aldila yang berperan sebagai juru bahasa isyarat, turut menyoroti pentingnya meningkatkan aksesibilitas bagi teman tuli di Balikpapan.

Ia berharap jumlah juru bahasa isyarat di kota ini dapat ditambah agar komunikasi menjadi lebih mudah bagi teman tuli yang ingin bersosialisasi.

Selain pendamping juru bahasa isyarat, Astrid juga menyarankan agar fasilitas akses teks, penanda jalan, serta sarana lain di area publik diperbanyak demi memudahkan teman-teman disabilitas dalam aktivitas sehari-hari.

Dia berharap Pemerintah Kota Balikpapan bisa memfasilitasi dan memberikan kebutuhan terkait pemenuhan akses bagi teman tuli serta membantu menghilangkan stigma negatif yang kerap mereka alami.

“Diskriminasi dan stigma masih dirasakan teman tuli di Balikpapan karena banyak yang belum mengenal budaya kami,” ucapnya.

Astrid juga mengusulkan adanya kolaborasi antara pemuda tuli dan pemuda nondisabilitas agar tercipta lingkungan yang lebih inklusif dengan melihat potensi yang dimiliki teman tuli yang tidak berbeda dari teman-teman non-disabilitas lainnya.

Sehingga, teman tuli dapat menjalani kehidupan yang setara, bebas dari diskriminasi, serta memiliki akses yang lebih baik dalam berbagai bidang, termasuk pekerjaan, pendidikan dan sosialisasi sehari-hari. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi