
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kelurahan Kariangau memiliki potensi wisata alam yang masih terbuka luas untuk dikembangkan. Salah satu yang pernah digagas masyarakat yakni wisata susur sungai dan pengamatan kunang-kunang, yang menawarkan pengalaman wisata malam di sepanjang kawasan pesisir dan muara Kariangau.
Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo, mengungkapkan bahwa inisiatif wisata ini muncul dari ide warga yang melihat potensi unik di kawasan Sungai Tempadung hingga Jenebora.
Wisata itu, ujar Singgih, sempat berjalan sebelum pandemi COVID-19 dan mendapat perhatian karena keindahan ekosistem malam hari di kawasan tersebut.
“Dulu sudah sempat dijalankan. Rutenya dari sekitar Salok, menyeberang ke Sungai Tempadung atau arah Jenebora. Pengunjung bisa melihat kunang-kunang di sepanjang jalur itu,” sebutnya saat diwawancara langsung oleh IKNBISNIS.COM, Jum’at (14/11/2025).
Kendati demikian, Singgih mengatakan, saat pandemi sempat menghentikan kegiatan wisata ini karena pembatasan mobilitas dan penurunan jumlah pengunjung.
Selain itu, perubahan kondisi lingkungan juga menyebabkan populasi kunang-kunang berkurang, sehingga kegiatan tersebut tidak dilanjutkan sementara waktu.
“Waktu itu sempat ramai, tapi setelah pandemi dan perubahan di sekitar sungai, kunang-kunangnya berkurang. Jadi belum bisa dijalankan lagi,” jelasnya.
Namun, baginya, potensi wisata alam di Kariangau masih sangat besar untuk dikembangkan kembali. Selain wisata susur sungai, kawasan ini juga memiliki daya tarik lain seperti jembatan kayu tua dan kapal pelotok yang masih beroperasi menghubungkan Kariangau dengan Kampung Baru.
“Sekarang kalau ada wisatawan datang, biasanya kami arahkan ke jembatan kayu di bawah dan ke kawasan Nelayan Berdasi. Dari situ juga bisa naik kapal pelotok menuju pelabuhan di Kampung Baru,” tuturnya.
Pemerintah kelurahan mendorong agar ide-ide wisata seperti ini berangkat dari masyarakat sendiri untuk memiliki kepedualian dan keberlanjutan jangka panjang.
Menurut Singgih, inisiatif dari warga terbukti lebih kuat bertahan karena mereka memahami kondisi wilayah dan memiliki kepentingan langsung terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.
“Yang paling bagus itu kalau berangkat dari masyarakat. Mereka tahu wilayahnya, tahu cara mengelola, dan hasilnya juga mereka rasakan langsung,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, Kelurahan Kariangau membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta maupun kelompok masyarakat.
Hal tersebut, untuk menghidupkan kembali konsep wisata ekologi berbasis masyarakat, dengan tetap menjaga kelestarian mangrove dan kehidupan satwa di sekitar sungai.
“Kalau ada momen yang tepat, kami siap mendukung agar wisata alam di Kariangau bisa hidup kembali,” tutupnya. (*)