Dirut KKT Enriany Muis foto bersama usai peresmian (foto:iknbisnis.com/ist)

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Operator Terminal Peti Kemas Kariangau Pelabuhan Balikpapan, PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) meresmikan ruang pengendali operasi baru yakni Planning and Control (PnC) di kantornya di Kawasan Industri Kariangau (KIK) Jalan Pulau Balang No 1, Kilometer (Km) 13, Jumat (16/8/2024).

Berupa, fasilitas yang mengatur seluruh aktivitas di Terminal Petikemas Kariangau. Fasilitas ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional pelabuhan. Itu karena PnC Room memainkan peran penting dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas pelabuhan.

Menurut Direktur Utama (Dirut) KKT Enriany Muis, PnC Room merupakan salah satu bentuk transformasi KKT dan PnC adalah salah satu tahap yang dilakukan dalam mendukung pelayanan berbasis PnC serta memungkinkan koordinasi yang lebih baik dan meminimalisir kendala operasional.

“Melalui PnC room semua terukur dan terstruktur sesuai kebutuhan, terkoordinasi dengan baik, sehingga mampu meminimalisir kendala,” kata Enriany Muis usai peresmian.

Turut hadir mendampingi dalam kegiatan tersebut Direktur Operasi dan Teknik KKT Sofyan dan Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Resiko KKT Faisal Napu, Dewan Komisaris KKT, perwakilan para pemegang saham KKT serta hadir pula Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan Capt Bharto Ari Raharjo dan asosiasi kepelabuhan.

Secara akurasi, Manager Operasi dan Komersial KKT Jefri Rumbino mengatakan, PnC Room memberikan efesiensi waktu dan operasional lebih efektif.

Direktur Operasi dan Teknik KKT Sofyan menunjukkan bagian ruang kendali (foto:iknbisnis.com/ist)

“Kalau dulu, kapal sandar tidak terencana dengan baik, akhirnya terjadi antrean. Belum lagi seluruh peralatan bongkar muat juga dioperasikan setiap kapal tiba padahal hanya sebagian yang digunakan.

Tapi sekarang, seluruh kegiatan terencana dengan baik,” jelasnya.

Perencanaan yang dimaksud lanjut Jefri, dimulai lima hari sebelum kapal tiba untuk kemudian menentukan lokasi kapal sandar.

Dilanjutkan dengan mempersiapkan peralatan bongkar muat sesuai kebutuhan hingga proses keluarnya barang muatan dari pelabuhan.

Walhasil perencanaan yang matang membuat aktivitas bongkar muat jadi lebih cepat. Begitu juga dengan waktu sandar kapal, mengurangi antrean kapal yang akan sandar dan memangkas biaya operasional yang berdampak terhadap harga barang kebutuhan masyarakat.

Terbukti produktivitas bongkar muatnya melejit, Jefri mengatakan, dari rata-rata 15 kontainer per jam menjadi 27-53 kontrainer per jam.

Dia optimis, ruang kendali baru yang dioperasikan sejak 1 Agustus 2024 akan menghemat biaya operasional.

“Sebelumnya untuk bongkar muat membutuhkan waktu dua hari. Belum termasuk waktu mengantre untuk sandar. Akibatnya waktu tunggu di pelabuhan lebih lama.

Dampaknya pasti masyarakat, harga-harga lebih mahal karena biaya operasional tinggi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi