IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kelurahan Kariangau masih menghadapi tantangan dalam penyebaran informasi mengenai beasiswa dan program bantuan pendidikan bagi siswa di wilayahnya.

Tantangan tersebut terutama muncul karena sebagian besar warga di Kariangau memiliki mobilitas kerja tinggi, banyak yang bekerja di sektor industri, pelabuhan, dan proyek, sehingga akses terhadap informasi tidak selalu merata.

Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo, menjelaskan bahwa meskipun informasi bantuan pendidikan telah disampaikan melalui kanal resmi kelurahan, ketua RT, hingga media komunikasi warga, tidak semua keluarga dapat langsung menerima atau memahami informasi tersebut.

Adapun, kondisi jam kerja yang panjang dan pola aktivitas harian yang dinamis membuat beberapa warga sulit mengikuti sosialisasi yang dilakukan secara terjadwal.

“Kami menyadari bahwa di Kariangau, sebagian warga bekerja dengan sistem shift dan jam kerja yang padat. Sehingga sosialisasi program beasiswa membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel,” ungkap Singgih, Rabu (12/11/2025).

Selain tantangan waktu, tingkat literasi informasi juga berpengaruh pada penyebaran program pendidikan. Tidak semua keluarga terbiasa memantau kanal informasi digital atau mengikuti pengumuman administratif yang disampaikan melalui RT.

Hal tersebut, membuat sosialisasi harus dilakukan berulang dan dengan metode yang lebih langsung, termasuk komunikasi personal dari kader masyarakat maupun perangkat kelurahan.

Singgih menekankan bahwa pihak kelurahan terus memperkuat komunikasi dengan RT sebagai garda terdepan penyampaian informasi di tingkat lingkungan. RT tidak hanya mengumumkan adanya program beasiswa, tetapi juga membantu warga melakukan pendaftaran dan melengkapi persyaratan administratif yang dibutuhkan.

“RT menjadi penghubung utama. Mereka membantu menyampaikan informasi dan mendampingi warga yang ingin mendaftar. Itu langkah yang terus kami dorong,” jelasnya.

Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, kelurahan menerapkan sistem pendaftaran aktif, di mana warga yang membutuhkan bantuan harus mengajukan permohonan melalui RT.

Pendekatan itu dianggap Singgih dapat membantu memfilter penerima, sehingga benar-benar memiliki motivasi dan keseriusan dalam mengikuti program pendidikan.

Menurutnya, pendekatan tersebut bukan juga untuk membatasi, tetapi untuk mendorong kesadaran dan upaya mandiri dari warga.

Disamping itu, pihaknya ingin memastikan bahwa bantuan yang diberikan membawa manfaat jangka panjang bagi siswa, terutama dalam keberlanjutan pendidikannya.

“Jika keluarga sendiri yang mengajukan, itu menunjukkan adanya kesediaan untuk mengikuti proses sampai selesai. Itu bagian penting dari keberhasilan program,” sebutnya.

Rencananya, ujar Singgih, kelurahan akan meningkatkan intensitas sosialisasi melalui pertemuan RT, kunjungan kader, dan penyebaran informasi via grup komunikasi warga untuk memperluas jangkauan informasi.

Pihaknya pun mengupayakan koordinasi lebih intensif dengan sekolah untuk memastikan siswa yang berpotensi namun belum mengakses bantuan dapat terdata dan diarahkan dalam pendaftarannya.

Dengan penguatan pola sosialisasi dan pendataan, ia berharap, program bantuan pendidikan dapat menjangkau lebih banyak keluarga di Kariangau secara bertahap dan merata. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi