
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Puskesmas Baru Tengah meluncurkan sejumlah langkah baru untuk menangani empat isu prioritas kesehatan yang dominan sepanjang tahun, antara lain stunting, imunisasi tidak lengkap, DBD, dan masalah kesehatan mental.
Kepala UPTD Puskesmas Baru Tengah, drg. Rulida Osma Marisya, mengungkapkan bahwa strategi tersebut didasarkan pada evaluasi kasus 2025 yang menunjukkan perlunya pendekatan lebih proaktif.
Pada isu stunting, pihaknya memperkuat skrining ibu hamil dan pemantauan pertumbuhan balita.
“Kami melakukan skrining intensif pada ibu hamil KEK dan kunjungan rumah bagi keluarga risiko tinggi,” sebut drg. Rulida.
Petugas memberikan edukasi MPASI secara praktis, termasuk pola makan yang sesuai usia.
Kolaborasi dengan PKK dan kelurahan pun diperkuat untuk meningkatkan sanitasi dan dukungan lingkungan keluarga. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi, sweeping dilakukan terhadap bayi dan anak yang belum lengkap imunisasinya.
“Sweeping dilakukan rutin, ditambah imunisasi keliling untuk wilayah padat dan sulit dijangkau,” jelasnya saat diwawancara langsung, Minggu (23/11/2025).
Ia menyebut bahwa data imunisasi diperbarui secara berkala, sementara edukasi tentang manfaat vaksin terus disampaikan kepada orang tua.
Pada DBD, strategi pengendalian dilakukan melalui PSN 3M Plus berbasis partisipasi warga. Kader jumantik menjalankan pemeriksaan jentik mingguan dan pelaksanaan larvasidasi.
“Setiap temuan kasus kami tindaklanjuti dengan respon cepat, termasuk fogging fokus sesuai SOP,” ucap drg. Rulida.
Kemudian, pihaknya juga berkoordinasi dengan kelurahan untuk perbaikan drainase dan kebersihan lingkungan.
Lebih jauh, Puskesmas Baru Tengah pun terus meningkatkan perhatian terhadap kesehatan mental, terutama karena stigma masih menjadi hambatan warga untuk mencari pertolongan. Skrining kesehatan mental kini diintegrasikan pada posyandu, UKS, dan posbindu PTM.
“Kami menyediakan konseling dasar dan rujukan untuk kasus berat. Edukasi bagi keluarga juga diberikan agar stigma berkurang,” ungkapnya.
drg. Rulida menegaskan bahwa setiap isu kesehatan saling berkaitan. Oleh sebab itu, strategi penanganan dilakukan melalui pendekatan lintas program.
Baginya, pelatihan kader harus ditingkatkan sehingga mereka memahami langkah-langkah dasar dalam penanganan stunting, imunisasi, DBD, dan kesehatan mental.
Ia berharap, puskesmas akan memperkuat pemantauan keluarga berisiko dan memperluas jangkauan kunjungan rumah.
“Kami ingin memastikan bahwa intervensi tidak hanya dilakukan di fasilitas kesehatan, tetapi juga sampai ke rumah warga,” tutupnya. (*)