
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Upaya penguatan layanan kesehatan ibu hamil terus dilakukan UPTD Puskesmas Baru Ilir. Dalam pemantauan rutin tahun ini, puskesmas mencatat sekitar 10 ibu hamil di wilayah Kelurahan Baru Ilir mengalami anemia.
Meski jumlah ini tidak masuk kategori tinggi, Puskesmas menilai kondisi tersebut harus ditangani sejak dini demi menjaga kesehatan ibu dan janin.
Kepala UPTD Puskesmas Baru Ilir, dr. Erika Nina Sembiring, menjelaskan bahwa deteksi anemia dilakukan melalui pemeriksaan rutin dan pemantauan berkala oleh bidan wilayah.
“Saat ini ibu hamil yang terdata mengalami anemia sekitar 10 orang. Tapi karena penanganannya dilakukan sejak awal, kami bisa bantu meningkatkan Hb mereka,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Menurut dr. Erika, anemia pada ibu hamil merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus. Anemia yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, bahkan risiko stunting di kemudian hari.
“Ibu hamil anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat tidak optimal atau prematur. Karena itu pemantauan harus ketat,” jelasnya kepada IKNBISNIS.COM.
Tim kesehatan Puskesmas Baru Ilir melakukan sejumlah langkah penanganan. Ibu hamil anemia diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai jadwal, dipantau kepatuhan minum suplemen, dan diberikan edukasi tentang makanan tinggi zat besi dan protein.
Selain itu, bidan wilayah melakukan kunjungan rumah untuk memastikan pola makan, rutinitas istirahat, serta keluhan lain yang mungkin terkait dengan anemia.
Pendekatan itu dinilai efektif karena beberapa ibu hamil yang sebelumnya memiliki kadar hemoglobin rendah kini menunjukkan perbaikan setelah pemantauan intensif.
“Dengan dukungan dan pantauan yang tepat, kadar Hb mereka bisa naik. Itu yang terus kami dorong,” tutur dr. Erika.
Selain intervensi medis, Puskesmas Baru Ilir juga menguatkan peran kader, PKK, dan ibu RT dalam memberikan pendampingan. Mereka membantu dalam memberi edukasi kepada keluarga dan memastikan ibu hamil hadir dalam jadwal pemeriksaan.
Ia mengungkapkan bahwa kolaborasi ini penting mengingat sebagian ibu hamil membutuhkan dukungan emosional dan motivasi agar patuh pada anjuran tenaga kesehatan. Kasus anemia yang ditemukan juga menjadi bagian dari materi dalam seminar kesehatan HKN ke-61 yang digelar puskesmas.
Dengan kegiatan tersebut, Puskesmas Baru Ilir ingin meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai betapa pentingnya mencegah anemia sejak awal kehamilan. Banyak peserta seminar menanyakan tentang risiko anemia, termasuk pengaruh kehamilan pada usia lanjut terhadap kondisi bayi.
Puskesmas Baru Ilir menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh ibu hamil di wilayahnya mendapatkan pemantauan yang optimal. Pemantauan rutin, pemeriksaan Hb, edukasi gizi, dan dukungan kader merupakan strategi yang terus diperkuat.
“Ibu hamil harus didampingi dari awal agar mereka bisa menjalani kehamilan dengan sehat dan aman,” pungkas dr. Erika.
Lewat deteksi dini dan penanganan cepat, Puskesmas Baru Ilir berharap tidak ada kasus anemia berat yang membahayakan ibu maupun bayi di wilayah kerjanya. (*)