IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Pelaksanaan kegiatan Gempur Jet di Kelurahan Baru Tengah disusun dengan pola kerja lapangan yang terstruktur dan sistematis.

Puskesmas Baru Tengah menerjunkan sepuluh kelompok untuk menyisir wilayah pemukiman dan memeriksa setiap potensi sarang nyamuk di RT sasaran. Adapun, setiap kelompok terdiri dari lima kader kesehatan yang didampingi satu petugas puskesmas dan perangkat kelurahan.

Kepala Puskesmas Baru Tengah, drg. Rulida Osma Marisya, MARS, mengungkapkan bahwa pembagian tim dilakukan untuk memastikan pemantauan berlangsung menyeluruh dan efektif.

“Kami membagi tim agar rute yang diperiksa lebih luas dan pemeriksaan jentik dapat dilakukan mendetail. Setiap kelompok fokus pada wilayah yang telah ditentukan,” jelasnya kepada IKNBISNIS.COM, Sabtu (22/11/2025).

Tim bertugas melakukan serangkaian pemeriksaan mulai dari menguras dan membersihkan penampungan air, memeriksa bak mandi, tempayan, drum, talang air, hingga pot tanaman yang berpotensi menampung air hujan.

Untuk wadah yang tidak memungkinkan dikuras, petugas memberikan larvasida dengan takaran sesuai standar. Selain itu, setiap temuan jentik dicatat dan dilaporkan sebagai bahan perhitungan Angka Bebas Jentik (ABJ) wilayah.

Dalam kegiatan ini, penerapan PSN 3M Plus menjadi fokus utama. Selain menguras dan menutup tempat penampungan air, warga diarahkan untuk mendaur ulang barang bekas seperti botol, gelas plastik, dan wadah kosong lain yang dapat menjadi tempat bertelurnya nyamuk.

Lebih lanjut, petugas juga melakukan edukasi langsung mengenai tambahan langkah pencegahan seperti pemasangan kelambu, penggunaan lotion antinyamuk, hingga perbaikan saluran air.

Melalui struktur tim yang jelas, ujar drg. Rulida, Gempur Jet tidak hanya berfungsi sebagai aksi pemeriksaan namun juga sebagai sarana membangun sinergi antara warga, kader jumantik, dan instansi kesehatan.

Kegiatan tersebut menjadi kesempatan memperkuat peran kader dalam pemantauan jentik harian maupun mingguan.

“Kami ingin memastikan kader di lapangan semakin terlatih dan masyarakat memahami apa yang harus dilakukan,” sebut drg. Rulida.

Dengan rute terarah dan metode pemeriksaan yang konsisten, pihaknya menargetkan peningkatan ABJ secara signifikan di wilayah Baru Tengah. Pendekatan itu diharapkan menjadi standar pelaksanaan PSN di wilayah berisiko tinggi untuk menekan penyebaran DBD. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi