
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Tim Penilaian Lapangan Wonderful Indonesia Award (WIA) tahun 2025 bersama Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Balikpapan, CI Ratih Kusuma mengunjungi tempat pemberdayaan dan Penggemukan Sapi di kawasan Taman Wisata Pringgondani, Sabtu (1/11/2025).
Adapun, kunjungan yang dilakukan menjadi bagian dari penilaian lapangan WIA 2025 terhadap Taman Wisata Pringgondani yang turut mengelola penggemukan Sapi Kelompok Tani Sumber Rejeki.
Ratih Kusuma menyampaikan bahwa kunjungan tim penilai guna menyesuaikan serta memverifikasi hasil administrasi dan dokumen yang telah diserahkan sebelumnya dengan kondisi di lapangan.
“Mereka datang untuk meninjau langsung bagaimana pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaporkan, mulai dari atraksi wisata, pengelolaan UMKM, hingga pelayanan bagi masyarakat dan wisatawan,” ujar Ratih.
Dalam kunjungan yang dilakukan tim penilai WIA di tempat penggemukan sapi untuk melihat proses penggemukan hingga pemanfaatan kotoran sapi yang digunakan sebagai pupuk kompos hingga proses distribusinya.
Ketua RT 14 Sadhikun, yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki mengatakan bahwa wilayah teritip Balikpapan kini dikenal menjadi kawasan peternakan dan penggemukan sapi.
“Jumlah sapi yang ada disini di kisaran 1.700 ekor, dan semuanya untuk penggemukan. Menjelang Iduladha, bahkan satu hingga dua bulan sebelumnya, sudah banyak yang melakukan pemesanan,” terang Sadhikun.

Keberadaan taman wisata pringgodani, lanjutnya, membuat kelompok tani penggemukan sapi di wilayah teritip semakin dikenal.
Hal ini secara langsung membantu peningkatan perekonomian warga sekitar.
“Taman Wisata Pringgodani ini sangat membantu dari segi pengunjung ini. Istilahnya sebagai marketing lah, sapi kurban ini permintaannya jadi makin bertambah dikala mendekati hari-hari H.
Karena pengunjung itu jadi tahu, oh di sini tempat sapi. Dari situlah pembeli-pembeli semakin banyak,” jelasnya.
Selain menjadi tempat penggemukan sapi, area tersebut juga dikembangkan menjadi wisata edukasi peternakan.
Kegiatan seperti study farmer sering diikuti oleh pelajar dari berbagai sekolah, di antaranya Sekolah Alam Balikpapan dan DKM Istiqomah, yang datang untuk belajar langsung mengenai sistem beternak dan pengelolaan sapi.
“Kegiatan edukasi ini sudah berjalan cukup lama. Anak-anak bisa belajar langsung bagaimana merawat sapi, mengenal proses penggemukan, hingga memahami pemanfaatan limbah ternak menjadi kompos. Kegiatan ini terbuka untuk umum,” jelas Sadhikun.
Melalui sinergi antara pengembangan wisata dan sektor peternakan, Taman Wisata Pringgondani kini tak hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga contoh nyata pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan. (*)