
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Puskesmas Baru Tengah menetapkan fokus pelayanan baru setelah peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, yaitu penguatan kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting dan tuberkulosis (TB).
Kepala UPTD Puskesmas Baru Tengah, drg. Rulida Osma Marisya, mengatakan bahwa langkah ini menjadi prioritas karena kedua isu tersebut masih membutuhkan perhatian khusus di wilayah padat penduduk seperti Baru Tengah.
Menurut drg. Rulida, stunting dan TB menjadi isu yang tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja. Kolaborasi antara puskesmas, kelurahan, PKK, kader, dan instansi terkait diperlukan agar intervensi dapat berjalan lebih efektif.
“Kami akan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting dan TB,” ujarnya saat diwawancara, Minggu (23/11/2025).
Ia menegaskan, kerja bersama menjadi kunci untuk mempercepat penanganan kasus dan memastikan masyarakat mendapatkan dukungan menyeluruh.
Pada isu stunting, Rulida menjelaskan bahwa pendekatan puskesmas tidak hanya sebatas pelayanan kesehatan.
Disebutkan, pihaknya telah melakukan skrining ibu hamil dan balita sepanjang tahun, termasuk kunjungan rumah pada keluarga dengan risiko tinggi. Edukasi gizi, MPASI, serta pemantauan pertumbuhan menjadi langkah utama yang akan terus diperkuat.
Dalam rencana ke depan, sebut drg. Rulida, koordinasi dengan kelurahan dan PKK akan ditingkatkan untuk memastikan perbaikan gizi keluarga berjalan lebih terarah.
“Stunting memerlukan dukungan banyak pihak, terutama dalam perbaikan gizi dan sanitasi keluarga,” ucapnya kepada IKNBISNIS.COM. .
Ia menekankan bahwa intervensi puskesmas perlu diperluas ke lingkungan keluarga, sehingga peran PKK, RT, dan tokoh masyarakat menjadi bagian penting dari rencana kolaborasi tersebut.
Sementara itu, isu TB juga menjadi prioritas dalam rencana penguatan layanan. Rulida menyebut bahwa kondisi wilayah padat membuat penguatan penanganan TB perlu dilakukan secara terkoordinasi.
“TB tetap menjadi perhatian, dan kami memerlukan dukungan lintas sektor untuk memperkuat penanganannya,” ungkapnya.
Ia pun menekankan bahwa kerja bersama antara puskesmas dan unsur kelurahan akan membantu mempercepat upaya pengawasan, pendataan, dan tindak lanjut kasus.
Dalam rencana kerja tersebut, puskesmas akan meningkatkan keterlibatan kader dan tokoh masyarakat agar informasi mengenai stunting dan TB dapat menjangkau warga lebih luas. Peningkatan kapasitas kader menjadi salah satu langkah yang akan dilakukan untuk memastikan mereka memahami tugasnya dalam mengedukasi masyarakat di tingkat RT.
Momentum HKN ke-61, bagi drg. Rulida, menjadi titik evaluasi bagi seluruh tenaga kesehatan. Ia berharap, HKN bukan hanya peringatan tahunan, tetapi kesempatan untuk memperkuat komitmen pelayanan.
“HKN mengingatkan kami bahwa setiap upaya kesehatan yang dilakukan adalah kontribusi nyata bagi masyarakat Baru Tengah,” tuturnya.
Dengan penetapan dua fokus besar ini, Puskesmas Baru Tengah menginginkan kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat penanganan stunting dan TB secara berkelanjutan.
Adapun, intervensi yang lebih terkoordinasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga di wilayah kerja puskesmas pada tahun-tahun berikutnya. (*)