
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Puskesmas Baru Ilir terus memperkuat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) sebagai upaya mengejar cakupan imunisasi anak yang belum mencapai target maksimal.
Berdasarkan evaluasi tahun-tahun sebelumnya, capaian imunisasi di wilayah kerja puskesmas baru berada di angka 85 persen, atau masih di bawah standar ideal nasional yakni 95 persen.
Bidan Puskesmas Baru Ilir, Septi, menyebut bahwa meskipun cakupan imunisasi sudah cukup tinggi, masih ada anak-anak yang belum menerima imunisasi dasar lengkap maupun imunisasi lanjutan yang masuk program BIAS.
“Biasanya capaian kami sekitar 85 persen, belum sampai 95 persen. Masih ada beberapa anak yang belum lengkap, jadi melalui BIAS ini kami mengejar ketertinggalan,” jelasnya kepada IKNBISNIS.COM, Sabtu (22/11/2025).
Menurut Septi, sebagian anak yang belum lengkap imunisasinya berasal dari kelompok yang orang tuanya menunda imunisasi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun penyebabnya bervariasi, mulai dari alasan kesehatan, waktu yang tidak cocok, hingga kekhawatiran terhadap efek pasca imunisasi.
“Ada yang tahun sebelumnya belum lengkap karena izin orang tua atau kondisi anak. Jadi di BIAS, kalau orang tua berkenan, kami lakukan sweeping,” ujar Septi.
Sweeping dilakukan untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal. Anak yang belum menerima imunisasi pada putaran sebelumnya juga dapat datang ke Puskesmas Baru Ilir setiap Selasa dan Kamis untuk mendapatkan layanan imunisasi tanpa biaya.
“Sweeping kami buka rutin. Yang penting orang tua membawa anaknya dan bilang untuk imunisasi BIAS, langsung kami layani,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan, cakupan imunisasi yang tinggi tidak hanya penting bagi anak secara individu, tetapi juga bagi komunitas sekolah. Herd immunity hanya dapat tercapai apabila minimal 95 persen siswa terlindungi oleh imunisasi.
“Kalau cakupan tinggi, herd immunity terbentuk. Anak-anak yang belum bisa vaksin karena kondisi medis pun tetap terlindungi,” imbuhnya.
Puskesmas Baru Ilir berharap melalui BIAS tahun ini capaian imunisasi dapat meningkat signifikan. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan petugas kesehatan menjadi kunci keberhasilan pencapaian target tersebut.
“Kami ingin semua anak terlindungi. Harapannya BIAS tahun ini bisa mendorong capaian lebih tinggi dari tahun lalu,” tutupnya. (*)