IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus berupaya dalam mengatasi tantangan banjir yang kerap terjadi ketika intensitas hujan tinggi, terutama di dua daerah aliran sungai (DAS) utama, yaitu DAS Klandasan Besar (Ampal) dan DAS Klandasan Kecil.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang SDA dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Jen Supriyanto.

Menurut Jen, DAS Klandasan Kecil yang meliputi kawasan pusat kota seperti Antasari dan Gunung Sari, serta DAS Klandasan Besar (Ampal) yang membentang dari Pasar Segar hingga kawasan Zurich dan Balikpapan Superblock (BSB), menjadi penyumbang utama banjir di Balikpapan.

Untuk mengatasi masalah ini, DPU telah merumuskan tiga opsi penanganan, yaitu pembangunan rumah pompa, pelebaran saluran, dan pembangunan bendali. Namun, pelebaran saluran dan pembangunan bendali memerlukan pembebasan lahan yang cukup kompleks.

“Sebenarnya alternatif tercepatnya adalah rumah pompa, tapi rumah pompa ini dari kajian kita diperlukan beberapa titik pompa di DAS Ampal,” ujar Jen, ditemui di tempat kerjanya, Selasa (26/8/2025).

Meski begitu, saat ini fokus utama DPU adalah pembangunan Bendali Ampal Hulu. Proyek ini telah membebaskan lahan seluas 9,4 hektare di belakang Pasar Segar dengan anggaran sebesar Rp47 miliar dari total Rp100 miliar yang dialokasikan.

Untuk pembangunan fisik bendali, diperlukan anggaran tambahan sekitar Rp80 miliar berdasarkan estimasi tahun 2017.

Saat ini, lanjut Jen, proses pengerukan lahan telah dilakukan melalui kerja sama karya bakti dengan TNI, dengan anggaran Rp6 miliar. Pengerukan ini telah mencapai 60 persen dari kebutuhan pembangunan fisik bendali.

“Kami berharap mendapat bantuan anggaran dari APBN melalui Balai Wilayah Sungai atau dari pemerintah provinsi untuk melanjutkan proyek ini,” tambah Jen.

Bendali Ampal Hulu diperkirakan mampu menampung air hingga 160 ribu meter kubik dengan kedalaman 4 meter, yang diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 40 persen di kawasan tersebut.

Selain itu, DPU juga tengah merevitalisasi sejumlah bendali lain yang menjadi wewenang Balai Wilayah Sungai, seperti Bendali 1, 2, 3, 4, dan 5, serta Embung Aji Raden. Namun, proses pembebasan lahan untuk Embung Aji Raden masih membutuhkan sekitar 70 hektare lagi.

Upaya lain yang dilakukan mencakup revitalisasi bendali kecil di perumahan, seperti Bendali Boulevard di Balikpapan Baru, serta pelebaran saluran di Gang Kantil dan Jalan Beler.

Penanganan banjir di kawasan Hasanuddin dan Yos Sudarso juga telah dilakukan, termasuk perbaikan saluran di area pelabuhan dan Jalan Sudirman dekat kantor pos.

“Kami juga membangun saluran sudetan di sekitar kantor pos untuk mengatasi genangan di wilayah tersebut,” terang Jen.

Di sisi lain, proyek di kawasan Inhutani dengan anggaran Rp10 miliar tengah dikerjakan untuk menangani 200 meter saluran di depan kantor capil. DPU juga melanjutkan kegiatan otoritas dengan anggaran Rp5 miliar untuk mendukung pengendalian banjir.

Jen menyatakan bahwa langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Balikpapan untuk mengurangi dampak banjir. Meski masih ada kendala, khususnya terkait anggaran dan pembebasan lahan, DPU optimistis bahwa proyek-proyek ini dapat memberikan solusi jangka panjang bagi masalah banjir di Balikpapan.

“Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami berharap penanganan banjir di Balikpapan bisa lebih cepat terealisasi,” Tutup Jen. (*)

Penulis: TJakra