IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Balikpapan, Andre Afrizal, turut menanggapi kontroversi pengibaran bendera bergambar One Piece pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.

Menurutnya, pernyataan dari sejumlah pejabat terkesan tergesa-gesa. Ia mengatakan, sikap tersebut justru memperkeruh suasana dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

“Saya hanya ingin menyampaikan kepada menteri-menteri yang kemarin terlalu cepat mengambil statement terkait bendera One Piece. Jangan hanya karena ingin dilihat kerja oleh Pak Presiden, akhirnya menimbulkan kekisruhan,” kata Andre saat dijumpai usai menghadiri upacara peringatan di BSCC Dome Balikpapan, Minggu (17/8/2025).

Andre mencontohkan, salah satu pernyataan yang sempat menyebut adanya dukungan PBB terhadap pelarangan bendera One Piece. Menurutnya, klaim tersebut keliru.

Ia menjelaskan, cerita dalam serial One Piece justru berisi sindiran terhadap world government atau pemerintahan dunia fiktif di dalam kisah itu, bukan mengarah pada negara nyata mana pun.

“Generasi Z dan milenial tentu sudah paham bahwa musuh Luffy itu world government. Justru Strawhat Pirates sering membantu sebuah negara melawan mafia dan penjahat, bukan melawan pemerintah negaranya,” terangnya.

Ia menilai kesalahpahaman itu membuat isu menjadi ramai di media sosial. Akibatnya, memicu efek ikut-ikutan atau dikenal Fomo di kalangan anak muda, termasuk di Balikpapan.

“Dampaknya cukup meluas, akhirnya orang jadi penasaran dan ingin mengibarkan. Padahal kalau dipahami, film itu justru banyak nilai perjuangan.

Kalau bisa saya kasih saran, para menteri lebih baik memahami dulu sebelum berkomentar,” tuturnya.

Namun demikian, Andre juga memberikan apresiasi kepada sikap salah satu pejabat yang segera melakukan klarifikasi dan menenangkan situasi tersebut.

Ia pun memberikan pesan kepada generasi muda agar tetap berfokus pada hal-hal yang bersifat positif.

“Kepada para pemuda, tetaplah berkarya. Saya yakin Presiden dan pemerintah mendukung semua kreativitas sepanjang sesuai koridor, dan yang penting mendukung bangsa dan negara untuk lebih maju ke depannya,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa perbedaan sudut pandang seharusnya tidak memecah belah generasi muda dan mengajak seluruh pihak menjadikan momentum HUT ke-80 RI sebagai ajang memperkuat persatuan dan kesatuan. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi