
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Rapat Koordinasi (Rakor) yang diinisiasi Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab) Kalimantan Timur (Kaltim) capai kata sepakat.
Berkomitmen memenuhi kuota sebesar 2 persen bagi difabel agar bisa berkarya di perusahaan di Balikpapan.
Rakor ini digelar di Hotel Maxone Balikpapan, Jalan MT Haryono, Kamis (18/7/24).
Dihadiri oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki perhatian khusus terhadap pemberdayaan dan peningkatan keterampilan bagi difabel.
Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan masing-masing perangkat daerah yang dilakukan secara simbolis sebagai bentuk dukungan.
Hadir pula Kepala Bidang (Kabid) Kesejahteraan Rakyat dan Aparatur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Balikpapan Muhammad Wahdini, memberikan penjelasan terkait program peningkatan keterampilan bagi difabel.
“Kami menginventarisir dulu pelatihan apa yang memungkinkan untuk diakses oleh difabel. Tadi sudah didapat ada sembilan pelatihan untuk diakomodir oleh beberapa perangkat daerah,” ungkap Wahdini.
Ia juga menjelaskan, akan meminta bantuan dari non-OPD seperti perusahaan, hotel, katering, serta asosiasi usaha untuk membantu memberikan pelatihan.
Wahdini juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Sigab sebagai bagian dari komitmen Kota Balikpapan untuk menjadi inklusif bagi semua, termasuk difabel yang jumlahnya sekitar 1.000 orang.
“Kami belum berbicara tentang tahun ini, tetapi perencanaan mendatang, karena beberapa OPD mungkin sudah melaksanakan pelatihan, jadi kami minta komitmen untuk perencanaan mendatang, memberikan akses dalam artian, misalnya dari 100 peserta, diberikan 2 persen untuk difabel,” lanjut Wahdini.
Jika kuota tersebut tidak terpenuhi, maka akan diberikan kepada masyarakat umum. Namun, persyaratan bagi difabel akan dibuat lebih ringan dibandingkan persyaratan untuk masyarakat umum, guna memfasilitasi partisipasinya dalam pelatihan yang diadakan.
Terpisah, Project Manager Sigab Kalimantan Timur (Kaltim) Okky Noviansyah, turut memberikan tanggapannya terkait dukungan dan keberhasilan program pelatihan bagi difabel.
“Ini luar biasa ya. Kalau tidak di-backup oleh Bappeda, mungkin tidak secepat dan seluas ini. Dengan dukungan Bappeda dan OPD, serta sambutan yang luar biasa, sehingga bisa mengatasi hambatan,” ujarnya.
Okky mengungkapkan, selama ini, lulusan SLB tidak bisa diserap karena ada masalah tertentu. OPD yang punya pelatihan juga kesulitan mengikutsertakan difabel. Namun, dengan rapat ini, akhirnya tercipta komitmen yang baik.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat melibatkan lebih banyak OPD dan non-OPD untuk menyerap tenaga kerja difabel, sehingga fokusnya tidak hanya pelatihan tetapi juga lapangan pekerjaan bagi difabel.
“Setelah pelatihan, kemudian lapangan pekerjaan bagi difabel. Masalahnya, ijazah SLB sering menjadi hambatan karena perusahaan melihatnya secara negatif,” lanjut Okky.
Sigab juga berkomitmen untuk mengawal dan menyediakan data para difabel di Kota Balikpapan yang akan mengikuti pelatihan sesuai dengan kemampuan.
“Intinya, kami mendorong agar ijazah tidak menjadi penghalang. Yang penting adalah kemampuan dan kapabilitas mereka yang sudah tersertifikasi,” tutupnya. (*)