
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-PT Pelindo (Persero) Regional 4 cabang Balikpapan secara resmi menerapkan Marine Operating System (MOS). Yakni aplikasi layanan pemanduan dan penundaan kapal yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sebagai langkah digitalisasi pelabuhan di Indonesia.
“Mulai hari Ini MOS dijalankan 100 persen. Bahkan Pelabuhan Balikpapan menjadi salah satu pilot project atau proyek percontohan untuk wilayah timur Indonesia,” kata General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Cabang Balikpapan Iwan Sjarifuddin saat mengumumkan secara resmi penerapan aplikasi tersebut di hadapan para pengguna jasa dalam kegiatan seremoni bertajuk Go Live MOS yang digelar di kantornya, Rabu (27/7/2022).
Terpilihnya Balikpapan sebagai percontohan, lanjut dia menerangkan, merupakan bukti nyata pentingnya peranan pelabuhan Balikpapan terhadap negara.
Aplikasi MOS memberikan kemudahan dan efisiensi bagi perencana dalam optimalisasi dan penyesuaian kebutuhan kapal terhadap resource, real time record pelayanan, adanya status track and tracing resources.
Selain itu, berkurangnya running hours dan meningkatkan efisiensi pergerakan tug boat dan efisiensi perjalanan pilot boats, penghematan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) maupun pelumas baik tug boat maupun pilot boat, serta meningkatkan governance.
Selama ini, layanan permohonan pandu dan tunda kapal (towage dan pilotage) dilakukan secara manual.
Yang terpenting aplikasi MOS terintegrasi dengan aplikasi pelayanan kapal, sekaligus merupakan bentuk dukungan terhadap sistem layanan kapal Inaportnet Kementerian Perhubungan RI.

Dia menerangkan, sebelum MOS resmi diterapkan, lebih dulu digelar uji coba selama Juni-Juli 2022. Agar layanan berbasis digital tersosialisasi dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan Takwim Masuku menerangkan MOS merupakan program nasional yang akan diterapkan seluruh pelabuhan di indonesia. Tahap awal dicanangkan untuk 10 dari 14 pelabuhan yang semula dijadwalkan dan Balikpapan salah satunya.
“MOS hadir dalam rangka peningkatan pelayanan, jadi lebih cepat. Itu sesuai harapan pemerintah yakni pelayanan pelabuhan meningkat setiap saat. Hadir dalam bentuk aplikasi juga sejalan dengan keinginan pemerintah agar aktivitas yang menjadi sumber pendapatan negara dilakukan secara digital,” jelasnya dalam sambutannya.
Lanjut dia menerangkan, selama uji coba tak sedikit pengguna jasa yang melayangkan keluhan kepada KSOP Balikpapan. Keluhan tersebut diharapkan menjadi bahan untuk menyempurnakan layanan.
Namun Takwim, sapaan akrabnya mengingatkan, penting bagi Pelindo Balikpapan menyiapkan solusi saat sistem mengalami kendala. “Kalau (kualitas) sistem aplikasi online menurun harus cepat beralih menjadi layanan manual untuk sementara waktu tapi tetap melalui proses administrasi menggunakan berita acara. Supaya pengguna jasa tetap terlayani,” ulasnya lebih lanjut saat ditemui usai acara.
Disebutkan, saat ini rata-rata jumlah kunjungan kapal masih normal. Mencapai 1.200 kapal per bulan. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya. “Peningkatan terjadi karena adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” terangnya kemudian.
Sementara itu, Ketua Harian DPC Indonesia National Shipowners Association (INSA) Balikpapan Joko Subiyanto menerangkan, MOS merupakan sistem yang sudah dinantikan sejak lama.
“Pengguna jasa layanan kapal banyak stakeholder. Ada pelayaran, keagenan (kapal), ada TUKS (terminal untuk kepentingan sendiri, Red). Dengan adanya MOS diharapkan lebih lancar dan lebih baik lagi karena sudah berbasis aplikasi,” tuturnya.
Hanya saja Joko, karib ia disapa, mengingatkan, meski tampil lebih canggih bukan berarti bebas kendala. “Jangan sampai ada pelayanan yang tertunda gara-gara (beralih) menggunakan aplikasi maka tolong dipersiapkan dengan baik sehingga kami tidak merasa dirugikan,” ujarnya.
Betapa tidak, saat ini di Balikpapan, rata-rata ada 1.200 kunjungan kapal setiap bulannya. Sementara selama uji coba MOS bergulir, pengguna jasa meninggalkan banyak catatan dampak penyesuaian dari manual menjadi digital. “Maka itu menjadi tanggung jawab Pelindo sebagai BUP (Badan Usaha Pelabuhan, Red) di Balikpapan untuk melengkapi sistemnya. Walau pun saat ini layanan MOS dibatasi ukuran kapal,” ungkap Joko bersemangat.
Joko pun menaruh harap, MOS menjadi layanan sempurna karena akan diterapkan di seluruh pelabuhan di Indonesia. “Kalau Balikpapan berhasil sebagai pilot project, daerah lain otomatis akan mengikuti,” sambungnya kemudian.
Lebih dari itu, Joko juga mengimbau akan pentingnya evaluasi dalam setiap program yang dijalankan. “Sudah kami usulkan harus ada evaluasi tiap kegiatan. INSA sebagai mitranya Pelindo akan mengawal dan mengingatkan evaluasi harus dijalankan untuk mengetahui kinerja MOS. Karena satu saja terhambat akan merambat semuanya, termasuk tersendatnya distribusi kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (*)