IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Kalimantan Timur (Kaltim) jadi pusat perhatian, apalagi dengan persiapan pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Tapi, ada kabar kurang sedap terutama bagi keluarga yang butuh rumah murah. Pasalnya, kuota penjualan rumah bersubsidi alias “Rumah Jokowi” bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tersedia sebanyak 166 ribu unit tahun 2024, sudah ludes.
Padahal, masih banyak MBR yang berharap bisa punya hunian terjangkau, tapi sekarang menghadapi kenyataan pahit.
Bahkan, pengembang pun juga kena imbas. Betapa tidak, rumah dengan spespesifikasi bersubsidi sudah dibangun tapi sekarang harus dihadapkan dengan risiko besar karena tidak bisa dijual efek kuota penjualan rumah murah habis lebih dulu.
Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kaltim Sunarti Aminullah dalam sebuah kesempatan, Sabtu (3/8/2024).
“Banyak rumah (subsidi) yang sekarang jadi terbengkalai tidak terjual karena kuota (penjualan) sudah habis. Ini bisa bikin pengembang rugi besar, bahkan ada yang mungkin harus gulung tikar.
Sunarti melanjutkan, kondisi ini juga bisa mempengaruhi lingkungan sekitar yakni menjadi kurang aman. Efek lainnya nilai properti berpotensi turun.
Dia berharap pemerintah khusunya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga perbankan untuk segera mengambil tindakan.
Seperti menambah kuota atau cari solusi lain. Apalagi, dengan pindahnya ibu kota, kebutuhan perumahan bakal semakin tinggi.