Dia pun terjun langsung mengawal proses pengembangan pelabuhannya.
Adapun ide mengembangkan pelabuhan lahir karena dorongan pengalaman menjalankan bisnis bidang jasa kepelabuhanan, tepatnya perusahaan bongkar muat.
Dengan segala keterbatasannya, Yuyung mengawali tekadnya dengan menginventarisir kawasan yang cocok untuk dijadikan pelabuhan.
Disebut terbatas karena Yuyung mengandalkan lahan milik keluarga untuk dijadikan pelabuhan. Sebelumnya lahan tersebut merupakan kawasan perkebunan.
“Nah, sebagian lagi milik tokoh masyarakat adat Paser yang dipercayakan kepada saya untuk dikelola,” jelasnya.
Dari situ, tahapan membangun pelabuhan dimulai. Tentu saja secara bertahap. Belum juga tahap pengembangan dimulai tapi sudah banyak yang memandang Yuyung dengan pesimis.
Ada banyak faktor yang menyebabkan banyak orang tak percaya dengan ambisinya. Pertama, badai Covid-19 yang melanda tepat setelah pemerintah mengumumkan pemindahan IKN ke Kaltim.
Praktis saat itu, fokus pemerintah beralih. Tak lagi membahas proyek IKN melainkan menangani pandemi Covid-19.
Bahkan UU IKN kala itu, jauh panggang dari api. Otomatis, impian tertahan.
Tapi Yuyung tak mundur. Dia justru menunjukkan keseriusannya. Karena saat pemerintah tengah fokus menangani pandemi Covid-19, Yuyung mengajukan izin pembangunan pelabuhan.
“Saat itu saya tetap meyakini (proyek pembangunan) IKN tetap lanjut. Kedua, saya juga meyakini, siapa yang duluan memulai dia yang akan mendapatkannya,” kenangnya.
Dalam perjalanan menyiapkan salah satu infrastruktur penting tersebut, Yuyung mengaku jauh dari kendala. Sebaliknya didukung banyak pihak. Sehingga proses perizinan berjalan lancar.
Hingga akhirnya, Pelabuhan Punggur berhasil mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan berupa izin pemanfaatan garis pantai. Sedangkan perizinan untuk Pelabuhan Batu Dinding saat ini dalam proses.
Dan kini Yuyung menyatakan siap bersaing dan mampu memberikan layanan jasa kepelabuhanan secara profesional. Berbekal pengalaman bidang jasa bongkar muat membuatnya percaya diri menjalankan bisnis pelabuhan.
“Yang jelas kalau sudah berjalan, kami berupaya melayani dengan baik,” pukaunya.
Pengalaman sebagai pengusaha bongkar muat membuatnya kian percaya diri, pelabuhan yang disiapkan sejak dua tahun terakhir, akan menjadi kuncian dan menjadi pintu masuk arus kirim barang pembangunan IKN.
Kepercayaan dirinya semakin tinggi karena jarak pelabuhannya, tidak jauh dari titik nol. “Lokasi (pelabuhan) yang dekat titik nol yang dicari,” pungkasnya. (*)