Karena sejatinya, kurban terbesar dalam hidup adalah mengorbankan ego kita sendiri.
Akhirnya, Idul Adha bukan sekadar mengenang sejarah atau menyembelih hewan kurban.
Ia adalah ajakan untuk meneladani ketulusan Ibrahim dan keikhlasan Ismail dalam konteks zaman kita. Ia adalah momentum untuk mengasah empati, mempertebal solidaritas sosial, dan membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi.
Semoga Idul Adha 2025 ini menjadi titik awal bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih ikhlas, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab.
Sebab dalam setiap pengorbanan yang dilakukan dengan hati yang bersih, ada berkah yang tersembunyi dan ada kedamaian yang abadi. Idul Adha bukan akhir dari sebuah ritual, tetapi awal dari sebuah perjuangan menuju manusia yang paripurna. (*)