IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan secara resmi meluncurkan Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting (Gempur Stunting) di Halaman Gedung Parkir Klandasan Balikpapan, Minggu (25/5/2025) pagi.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Alwiati, Ketua TP PKK Balikpapan Hj Nurlena Rahmad Mas’ud, Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Gasali serta Asisten III Pemkot Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Dalam sambutannya, Alwiati menyampaikan bahwa kegiatan gempur stunting merupakan program gerakan bersama berbasis komunitas yang melibatkan posyandu, tenaga kesehatan, masyarakat, serta pemerintah dalam pencegahan stunting.

Menurutnya, kesadaran masyarakat Balikpapan terhadap pentingnya upaya pencegahan stunting masih rendah. Hal ini terlihat dari masih minimnya jumlah orang tua yang membawa anak mereka ke posyandu untuk pemeriksaan kesehatan.

“Angka partisipasi masyarakat yang datang ke posyandu memang masih cukup rendah, baru 40,6 persen yang datang ke posyandu, sehingga masih banyak bayi dan balita yang belum dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Untuk itulah kami melakukan gerakan bersama ini, kita harus cegah Stunting bersama-sama, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.

Adapun dalam program Gempur Stunting ini, turut melibatkan peran ketua RT di masing-masing wilayah sebagai orang tua asuh Balita. Dengan demikian, diharapkan persoalan stunting dapat lebih cepat tertangani dengan efektif.

“Kami jadikan RT sebagai orang tua asuh dari anak Stunting atau orang tua dari anak-anak yang ada di wilayahnya. Jadi, Pak RT harus tahu jika ada anak yang kurang gizi, segera laporkan ke puskesmas, kami akan tindak lanjuti bersama,” ucap Alwiati.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Balikpapan Hj Nurlena Rahmad Mas’ud mengatakan bahwa program Gempur Stunting ini menjadi langkah nyata untuk menurunkan angka stunting di kota Balikpapan.

Ia menuturkan, stunting bukan sekedar persoalan-persoalan pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga menyangkut masa depan anak-anak serta masa depan kota Balikpapan.

“Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami hambatan perkembangan kognitif, kesehatan jangka panjang dan potensi ekonomi di masa depan.

Maka dari itu mencegah stunting adalah bentuk investasi jangka panjang untuk kualitas sumber daya manusia di kota Balikpapan,” tuturnya.

Nurlena menerangkan bahwa Fokus utama dalam program ini adalah gerakan 100 persen Balita ditimbang serta menunjuk RT sebagai orang tua asuh balita guna memastikan setiap anak mendapatkan pemantauan secara optimal.

Program ini, lanjutnya, sangat baik untuk kota Balikpapan. Sebab, dengan keterlibatan RT sebagai orang tua asuh balita akan mendorong keterlibatan masyarakat dalam memantau tumbuh kembang anak.

Selain itu, kelas Ibu Pintar juga menjadi komponen penting dalam program Gempur Stunting, karena memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pola asuh dan gizi yang tepat bagi anak.

“Ini penting, karena kalau bukan dari kita siapa yang akan mencerdaskan anak bangsa,” imbuhnya.

Asisten III Pemkot Balikpapan Andi Sri Juliarty yang hadir mewakili Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud menyampaikan apresiasi kepada DKK Balikpapan dan TP PKK Balikpapan atas inisiatif yang mulia ini.

Ia menilai, program Gempur Stunting sangat bermanfaat sebagai upaya dalam menurunkan angka stunting yang cukup tinggi di Balikpapan.

“Berdasarkan data, tercatat angka prevalensi stunting di Balikpapan mengalami kenaikan sejak 2023 mencapai angka 21,6 persen. Namun demikian angka ini masih lebih rendah dibanding prevalensi stunting provinsi dan setara angka nasional,” terangnya.

Ia berharap, melalui langkah yang inovatif dan kolaboratif ini, angka stunting di Balikpapan dapat terus ditekan, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan dan masa depan generasi muda di kota Balikpapan.

Sebagai komitmen dalam mencegah stunting, Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU oleh DKK Balikpapan dan TP PKK Balikpapan yang menandai sinergi untuk memastikan gerakan ini berkelanjutan, terarah, dan tepat sasaran. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi