
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) kota Balikpapan sangat mendukung tersedianya fasilitas bermain bagi anak-anak yang lebih merata di Kota Balikpapan.
Hal ini disampaikan Kepala DP3AKB Balikpapan Heria Prisni usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar bersama DPRD Balikpapan, Rabu (20/11/2024).
Dalam rapat tersebut Komisi IV DPRD Balikpapan memberikan usulan agar setiap kecamatan yang ada di kota Balikpapan dapat dibangun RBRA.
“Masukkan dari Komisi IV, bagaimana jika ruang bermain itu ditambah, paling tidak sampai di enam kecamatan, jadi setiap kecamatan ada,” jelas Heria kepada media.
Namun demikian, Heria menerangkan untuk kembali membangun RBRA di wilayah lainnya, saat ini DP3AKB tidak memiliki anggaran, sehingga dibutuhkan bantuan anggaran pada perubahan selanjutnya.
Dia berharap, pembangunan RBRA di setiap kecamatan nantinya dapat terealisasi pada tahun 2026, sehingga ketersediaan fasilitas bermain bisa merata di kota Balikpapan.
“Karena dana kami tidak cukup ya nanti kami diskusikan kembali untuk itu,” tuturnya.
Saat ini, kota Balikpapan memiliki tiga RBRA yang telah ada, diantaranya di taman Tiga Generasi, Taman Bekapai serta Taman Puspoyudo.
Keberadaan fasilitas RBRA sangat bermanfaat bagi masyarakat, sebab dengan adanya fasilitas bermain tersebut orang tua anak-anak tidak memerlukan budget yang besar untuk membawa anaknya bermain alias gratis.
Selain itu, dengan bermain diruang publik anak-anak dapat bersosialisasi dengan sebayanya, sehingga dapat melepaskan gadget untuk sesaat.

“RBRA ini sangat bermanfaat sekali bagi anak-anak, Pertama anak-anak bisa bermain di situ tanpa mengeluarkan biaya banyak bagi orang tuanya, kemudian dengan dia bermain di situ paling tidak berapa menit dia melepaskan handphonenya, sehingga bisa bersosialisasi,” ujar Heria.
Sebagai langkah untuk mewujudkan terbangunnya RBRA yang lebih meluas, Heria turut mengajak perusahaan swasta agar dapat memberikan bantuan Corporate Sosial Responsibility (CSR) untuk mendukung pembangunan RBRA.
Dia menyebut, Pemerintah terbuka dengan bantuan CSR dari pihak swasta, mengingat terbatasnya dana yang dimiliki Pemerintah Kota, sehingga bantuan CSR dibutuhkan untuk mendukung pembangunan RBRA.
“Pemerintah ‘kan terbatas ya, CSR harus di gandeng, jadi di wilayah mana yang ada CSR-nya yang bisa bantu membangun, jangan kami semua,
Masa tidak mau bantu, ‘kan mereka memiliki usaha di kota ini,” ucapnya.
Kedepannya, Heria menuturkan pembangunan RBRA juga akan menyediakan fasilitas permainan tradisional di RBRA, sehingga anak-anak dapat mengenali permainan zaman dulu.
“Supaya mereka juga mengenal permainan yang dulu-dulu, jangan sampai mereka tidak mengenali permainan tradisional,” imbuhnya. (*)