Pemaparan materi komitmen berkelanjutan Apical2030 dan komitmen Apical dalam mendukung UMKM dalam kegiatan Buka Puasa bersama dan Temu Media. (iknbisnis.com/ist)

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Apical, pengolah minyak nabati global terkemuka menggelar kegiatan buka puasa bersama dan temu media yang bertempat di Resto Pandang Laut Balikpapan, Jum’at (21/3/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri Head of Corporate Communications Apical, Prama Yudha Amdan dan Manajer Social, Security, and License (SSL) PT KRN Randy Suwenli yang memaparkan komitmen berkelanjutan Apical2030 yang diluncurkan pada 2022 lalu dan komitmen Apical dalam mendukung UMKM, khususnya di kota Balikpapan.
 
Dalam paparannya, Prama Yudha Amdan mempertegas komitmen keberlanjutan yang selaras dengan pedoman Pembangunan Berkelanjutan PBB (UNSDGs) yang diimplementasikan dengan berpegang pada filosofi usaha RGE, yakni 5Cs – Good for Community, Country, Climate, Customer and Company.
 
Prama Yudha menyampaikan bahwa nilai strategis komoditas kelapa sawit merupakan elemen kunci perekonomian nasional, mulai dari kontribusi devisa hingga penyedia lapangan kerja.

“Sebagai pengolah minyak nabati, Apical beroperasi dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan yang bertanggungjawab, sehingga produk yang dihasilkan mendatangkan kebermanfaatan.

Mulai dari kebutuhan domestik rumah tangga seperti minyak goreng hingga bahan bakar, singkatnya #DariDapurSampaiAvtur,” jelasnya.

Memasuki tahun ketiga sejak diluncurkan, Apical2030 mencatatkan kemajuan positif atas target-targetnya, di mana dalam Pilar Kemajuan inklusif, Apical telah menjangkau 12 desa di Aceh Singkil dan tiga desa di Kutai Timur dari target 30 desa untuk program Sustainable Living Villages (SLV) atau Desa Berkelanjutan.

Selain memberdayakan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan mendorong inklusi, SLV juga mendorong petani untuk memiliki pendapatan alternatif, seperti budidaya madu Trigona di Aceh Singkil dan budidaya kakao di Kutai Timur.
 
“Sejauh ini, implementasi Apical2030 masih on target. Untuk Pilar Kemitraan Transformatif, di mana target kolaborasi dengan para pemasok untuk mencapai NDPE sebesar 100 persen, kini kami telah mencapai 93 persen. Secara garis besar, saat ini sudah 68 persen terealisasi.

Sedangkan, untuk Pilar Aksi Iklim, yang mana kami memiliki target untuk mengurangi 50 persen intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2030, kini kami berhasil menurunkan 21 persen GRK.

Untuk Pilar Inovasi Hijau, kami memanfaatkan inovasi untuk operasi yang semakin berkelanjutan. Hingga saat ini, sekitar 87 persen sudah terealisasi dan 13 persen masih on progress,” terang Prama Yudha.

Sebagai upaya dalam menciptakan dampak sosial, lingkungan dan bisnis yang positif, Apical berkomitmen untuk memberikan manfaat lebih banyak lagi pada masyarakat.

Karenanya, di tahun 2024 dan awal 2025 ini, Apical, khususnya PT Kutai Refinery Nusantara (KRN), mendukung UMKM melalui berbagai program, pelatihan dan pendampingan, termasuk pengembangan kewirausahaan dan peningkatan pendapatan.

Di sektor usaha makanan contohnya, Apical pada tahun lalu telah memberikan bantuan kemasan bagi UMKM kerupuk udang di Kelurahan Jenebora, Penajam Paser Utara (PPU).
 
Kemasan produk tersebut didesain khusus oleh tim Apical sebagai bentuk pengembangan usaha UMKM binaannya terutama dari segi pemasaran produk.

Manajer Social, Security, and License (SSL) PT KRN Randy Suwenli mengungkapkan, bantuan yang diberikan tidak hanya membuat kemasan lebih menarik, tetapi juga membina UMKM untuk mencantumkan logo halal, nomor PIRT, nomor kontak untuk informasi pemesanan serta branding baru dengan nama “Kerupuk Udang Jenebora”.

“Kini, kelompok produksi kerupuk udang dapat meningkatkan pendapatan mereka, dari yang tadinya kurang dari 50 kilogram (kg) hingga mencapai 100 kg per bulannya”, kata Randy.
 
Selain usaha makanan, Apical bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Balikpapan pada Februari lalu memberikan pelatihan peningkatan kompetensi dan manajemen usaha laundry bagi 12 UMKM laundry yang berada di Kampung Salok Baru, Kelurahan Karingau.

Adapun, hal tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi para pengusaha agar bisa mengembangkan usaha sekaligus memperkuat ekosistem UMKM sehingga mampu bersaing di pasar.

“Kepedulian terhadap masyarakat melalui program CSR ini berdampak positif bagi UMKM laundry yang sebagian besar merupakan perempuan, sehingga mereka tetap bisa bekerja dari rumah sekaligus tetap dapat mengasuh anak, serta membantu perekonomian keluarga.

Kini, kelompok Laundry dapat meningkatkan omzet bruto mereka dari Rp5 juta menjadi Rp7 juta per bulan,” imbuh Randy.

Apical, khususnya PT KRN terus meningkatkan komitmennya dalam mendukung UMKM secara berkelanjutan. Upaya ini bertujuan agar UMKM dapat naik kelas, menjadi lebih mandiri, dan memiliki nilai tambah di pasar. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi