sosialisasi Awarness K3 untuk para pekerja di Pelabuhan Balikpapan (foto:iknbisnis.com/chandra)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Sub-Holding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) bergerak bidang pelayanan operasional terminal non-petikemas, menggelar sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di wilayah Branch Balikpapan.

Dengan harapan K3 menjadi budaya dan menjadi karakter pekerja di pelabuhan. Dan menular hingga para stakeholder kepelabuhanan.

Kegiatan digelar di ruang serbaguna Pelindo Regional IV cabang Balikpapan, Kamis (5/10/2023).

Bertajuk Awareness K3 Bekerja Aman dan Selamat di Pelabuhan, ditujukan untuk Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Balikpapan.

Sosialisasi ini disampaikan Direktur SDM SMPT yang juga Ahki K3 Edi Priyanto terkait perlunya menanamkan kesadaran secara komprehensif kepada para pekerja yang ada di pelabuhan.

Itu karena kesehatan dan keselamatan dalan bekerja sudah menjadi kebutuhan bagi para pekerja.

“Harapannya dari (sosialisasi) awarness K3 ada kesadaran dan pengetahuan yang cukup, dan akhirnya muncul kepedulian.

Sehingga pekerja peduli diri sendiri, teman dan orang lain. Kemudian juga Stakeholder hingga pengguna jasa,” ujarnya.

penandatanganan kesepakatan perilaku K3 oleh pekerja pelabuhan (foto;iknbisnis.com/chandra)

Apalagi lanjut dia, setiap tempat memiliki potensi fatalitas atau tingkat kecelakaan. Meski dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak hanya di pelabuhan melainkan hampir semua tempat kerja.

Dengan membudayakan K3 dan menjadikan sebagai karakter diri, maka kecelakaan kerja bisa ditiadakan dengan target Zero Accident.

“Bukan menekan angka kecelakaan tapi jangan sampai ada. Tapi ini perlu ikhtiar dan upaya bersama.

Karena tidak hanya dari satu sisi, misalnya fasilitas dan akses dipenuhi, namun tanpa budaya K3 yang ada dalam diri, akan percuma.

Karena 85-90 persen kecelakaan terjadi karena Human Error atau kecerobohan, atau dari perilaku yang berbahaya,” ucapnya.

Menurutnya tingkat kecelakaan di pelabuhan terus diupayakan untuk mencapai Zero Accident. Terbukti setiap tahun mengalami penurunan sekitar 30 persen.

“Target kami ditiadakan, tapi ini perlu proses karena membangun budaya perlu waktu,” ungkapnya.

Menurutnya ada tantangan dari beberapa daerah untuk membangun budaya K3. Namun yang diperlukan untuk menerapkan budaya K3 tergantung niat para pekerja untuk mulai menerapkan pola hidup yang mengutamakan K3 dalam bekerja.

“Saya yakin setiap orang bisa berubah. Berubah atau punah. Transformasi atau mati bunuh diri. Itu yang perlu ditanamkan.

Tapi beberapa daerah ada Problem Culture yang menjadi hambatan. Menurut saya ada Local Culture yang perlu waktu lebih lama untuk berubah,” katanya.

Kaitannya dengan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim maka perilaku K3 khususnya di Balikpapan kian penting untuk dipacu.

Karena menurutnya, IKN Nusantara berdampak terhadap peningkatan volume pekerjaan di pelabuhan, secara otomatis memengaruhi tingkat aktivitas dan risiko kerja.

“Nah bagaimana dengan adanya peningkatan itu bisa diminimalisir dengan meniadakan kecerobohan,” katanya.

Menurutnya hal Ini sedang gencar dilakukan untuk beberapa lokasi yang menjadi pintu masuk logistik dan pekerja yang tidak hanya terpusat di Pelabuhan Semayang Balikpapan, tapi di Terminal Peti Kemas yang dikelola PT Kaltim Kariangau Terminal dan beberapa pelabuhan baru yang digunakan untuk mendukung IKN.

“Ini kami dorong agar ada kepedulian dari para pekerja. Lebih menyentuh orang per orang,” katanya.

Menurutnya selama ini SPMT telah berupaya mendukung percepatan pembangunan IKN Nusantara, dengan menjadi garda terdepan memastikan kelancaran distribusi logistik.

“Saat ini kami maksimalkan fasilitas. Selain itu kami juga berkolaborasi dengan pihak pemilik dermaga untuk layanan bongkar muat,” pungkasnya. (*)