
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Wahyullah Bandung menegaskan bahwa persoalan sampah kini menjadi isu krusial yang harus segera ditangani secara komprehensif.
Kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar yang kian mendekati batas kapasitas menjadi alarm bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir.
Wahyullah Bandung menjelaskan bahwa sejauh ini sudah ada contoh praktik baik pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha.
Salah satunya adalah model yang dijalankan oleh Pegadaian melalui kerja sama dengan bank sampah. Dalam program tersebut, sampah dikelola dan ditukar menjadi tabungan emas, sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat.
“Bukan tidak mungkin seluruh komponen masyarakat bahkan perusahaan-perusahaan besar, termasuk BUMN, bisa ikut terlibat. PLN juga punya program serupa. Upaya-upaya ini penting untuk mengurangi sampah sejak dari hulunya, sehingga residu yang masuk ke TPA bisa lebih sedikit,” kata Wahyullah, Senin (17/11/2025).
Ia menekankan bahwa masih banyak masyarakat yang keliru memahami fungsi TPA. TPA bukan sekadar tempat pembuangan akhir, melainkan titik akhir dari proses pengelolaan sampah yang idealnya hanya menerima residu.
“Harapannya, sampah yang masuk ke TPA itu bukan lagi sampah campuran, tapi sudah residu. Mungkin hanya 20–30 persen saja yang benar-benar perlu sampai ke TPA Manggar,” jelasnya.
Residu tersebut, lanjut Wahyullah, masih dapat dimanfaatkan kembali melalui teknologi pengolahan seperti pembangkit listrik tenaga sampah. Dengan demikian, kapasitas TPA bisa digunakan lebih efisien dan masa pakainya lebih oanjang.
Tidak hanya pemerintah, Wahyullah menekankan pentingnya dukungan sektor swasta dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, sampah memiliki nilai ekonomi yang besar jika dikelola dengan benar.
“Sampah itu punya nilai ekonomi luas. Misalnya bahan baku pakaian olahraga di luar negeri yang berasal dari plastik daur ulang. Artinya kalau dikelola dengan baik kan bisa menjadi komoditas ekspor,” tuturnya.
Ia berharap kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan swasta dapat semakin kuat untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, sekaligus mengatasi persoalan kapasitas TPA Manggar yang kian menipis.
“Dalam satu atau dua tahun ke depan TPA Manggar akan penuh dan tidak boleh lagi ada penambahan zona. Jadi diperlukan pengelolaan sampah dari hulu dengan turut serta melibatkan masyarakat,” pungkasnya. (*)