IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Budaya membaca harus menjadi kebiasaan baik yang ditanamkan sejak dini dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, tenaga pendidik dan lembaga pendidikan.

Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Iim yang menyoroti pentingnya peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya generasi muda.

Menurut Iim, perpustakaan tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan sekolah dan institusi pendidikan agar perpustakaan dapat berkembang dan menjadi rujukan utama dalam mencari informasi.

“Perpustakaan itu kalau mau maju, juga harus kerjasama dengan sekolah, institusi pendidikan untuk bahan rujukan. Jangan HP,” kata Iim ketika diwawancarai media di gedung DPRD Balikpapan, Rabu (9/4/2025)

Ia menekankan bahwa bahan rujukan yang berkualitas seharusnya bersumber dari buku, bukan dari internet yang informasinya sering kali tidak utuh dan kurang jelas sumbernya.

“Bahan rujukan itu harus buku. Buku itu gamblang, pengarangnya ada, dan jelas sumbernya, rujukannya sumber utamanya ada. Kalau misalnya HP itu kan, katakanlah sepotong-sepotong info yang di dapatkan,” jelasnya.

Iim juga mengimbau kepada para guru untuk kembali mendorong penggunaan buku sebagai sumber belajar.

Ia berharap para guru tidak hanya mengandalkan internet dalam memberikan tugas kepada siswa, namun juga mengutamakan buku sebagai bahan referensi.

“Saya juga minta kepada teman-teman guru, kalau ngasih tugas, jangan melulu internet lah. Oke sih internet, tapi coba kembali ke buku lagi,” ujarnya.

Selain itu, Iim turut menyarankan agar para guru memiliki perpustakaan pribadi di rumah sebagai bagian dari kebiasaan membaca dan memperkaya wawasan.

Lebih lanjut, Iim juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam menerapkan perpustakaan digital dan berharap program seperti ruang bersama Indonesia, di mana salah satunya menghadirkan perpustakaan, bisa mendorong masyarakat kembali memiliki minat dalam membaca.

Menurutnya, untuk menciptakan budaya membaca yang kuat, diperlukan kerja sama dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bukan hanya satu pihak.

“Memang harus menyeluruh, harus bekerjasama dengan semua OPD. Enggak bisa hanya satu OPD saja, harus menyeluruh,” ujar Iim.

Karenanya, ia mendorong pemerintah untuk terus menggalakkan program gemar membaca, apalagi menjelang visi besar Indonesia Emas tahun 2045.

“Saya mendorong pemerintah untuk menggalakkan gemar membaca. Karena itu modal kalau negara mau maju menuju Indonesia emas 2045. Sementara minat baca saat ini masih rendah.” Imbuhnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi