Kepala Sekolah SMAN 8 Balikpapan, Ali Arham memperlihatkan aktivitas di ruang Multimedia yang menjadi bagian dari kurikulum Dual Track. (IKNBisnis.com/yandri)

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Balikpapan menjadi sekolah pelopor pelaksanaan Kurikulum “Dual Track” di kota Beriman. Program yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur tersebut kini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya.

Sebagai informasi, Program Dual Track merupakan bentuk pelatihan keterampilan kerja yang diberikan kepada siswa SMA. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan siswa, tanpa mengesampingkan pendidikan akademik yang tetap diajarkan di sekolah.

Program Dual Track merupakan kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

ITS bertanggung jawab menyusun kurikulum, melakukan monitoring, serta mengevaluasi pelaksanaan program. Dalam satu tahun, total pelatihan berlangsung selama 120 jam, terbagi menjadi 100 jam untuk pelatihan, produksi dan pemasaran, serta 20 jam untuk orientasi dan evaluasi.

Di SMAN 8 Balikpapan, pelatihan keterampilan kerja yang tersedia diantaranya pelatihan Tata Busana, pelatihan Tata Boga, serta Pelatihan Multimedia.

Kepala SMAN 8 Balikpapan, Ali Arham mengatakan bahwa kota Balikpapan menjadi salah satu dari 20 sekolah di Kaltim yang dipilih untuk pelaksanaan program Dual Track.

Pada tahun pertama berjalannya kurikulum Dual Track ini, Ali mengakui berbagai tantangan harus dihadapi dikarenakan belum memiliki gambaran yang jelas terkait teknis kegiatan.

“Kami benar-benar berjuang saat itu, karena belum ada alat, belum tahu alur pelatihan, dan belum pasti apakah ada dana atau tidak. Tapi kami harus tetap jalan,” ujarnya kepada media di ruang kerjanya, Selasa (29/7/2025).

Ia menerangkan langkah pertama yang dilakukan agar program ini dapat berjalan dengan baik yakni mencari trainer atau pelatih dari luar sekolah.

SMAN 8 Balikpapan kemudian menggandeng sejumlah pelatih dari berbagai bidang, diantaranya, pengolah makanan ringan dari Sentra Industri Kecil Tritip (SIKT), Tuti, pelatih minuman ringan, Didin, pelatih batik dari Batik Shaho, serta seorang praktisi film lokal di bidang multimedia yang telah berpengalaman sebagai juri dan pembuat karya-karya film.

Selain itu, keterbatasan fasilitas juga menjadi tantangan lainnya yang harus dihadapi.

Ali menyebutkan bahwa di tahun awal pelaksanaan program Dual Track ini siswa-siswa dikirim langsung ke lokasi pelatihan. Mereka mengikuti kegiatan di SIKT Tritip, Warung Nusantara milik Didin, hingga ke studio batik Shaho.

Khusus untuk multimedia, pelatihan sebagian besar dilakukan di sekolah, namun para siswa juga kerap diajak terlibat dalam peliputan event-event luar oleh pelatih mereka.

“Jadi tahun pertama itu kami memulai dengan sangat sederhana, bahkan anak-anak kami kirim naik angkot ke tempat pelatihan. Tapi dari situ mereka mendapatkan pengalaman langsung yang sangat berharga,” jelas Ali.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa pada tahun kedua pelaksanaan, sejumlah peralatan mulai didatangkan ke sekolah.

Bahkan, kata dia, menurut beberapa pelatih, peralatan yang tersedia tergolong lengkap.

“Tahun kedua alatnya datang, dan praktisinya sampai bilang ini bukan peralatan untuk industri kecil lagi, tapi sudah industri besar,” kata Ali.

Ia menambahkan, alat-alat yang disalurkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terbilang profesional. Misal, untuk kebutuhan pelatihan tata boga, Disdikbud Kaltim memberikan bantuan 4 Oven Pemanggang Roti berukuran besar, 4 Alat Proofing, Shaker 60 pcs, Meja Stainless 40 pcs, mesin potong roti tawar, kulkas, Mesin Kopi, Grinder Kopi hingga Showcase.

Bukan hanya tata boga, pelatihan lainnya seperti Tata Busana dan Multimedia juga mendapatkan bantuan yang memadai.

Pada Bidang Tata Busana tersedia Mesin jahit portable 5 unit, Mesin jahit manual 5 unit, Setrika 10 unit, Papan setrika 5 unit dan Manekin 5 unit.

Sementara itu, di Bidang Multimedia, Kamera DSLR Canon tersedia 2 unit, Mesin press mug 5 unit, Mesin press gantungan kunci 5 unit, Mesin press kaos 5 unit, Printer standar 5 unit, Tripod 4 unit, Pemotong kertas 4 unit, Lampu pencahayaan (lighting) 2 unit, Lighting softbox 2 unit, dan Alat laminating 2 unit.

Dengan adanya dukungan peralatan yang memadai dan keterlibatan para praktisi di bidangnya, SMAN 8 Balikpapan optimistis program Dual Track ini akan terus berkembang, memberikan bekal keterampilan yang nyata bagi para siswa.

“Semoga setelah mengikuti kurikulum Dual Track ini, pelajar-pelajar tersebut nantinya akan lebih mandiri setelah lulus sekolah dan siap menjalankan usahanya sendiri.” Pungkasnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi