
Bukan tanpa alasan, angkutan logistik dan material IKN dengan menggunakan kapal laut dipandang lebih efisien dan efektif karena bisa mengangkut dalam jumlah lebih banyak.
Dia pun memperkirakan, jumlah pelabuhan tersebut akan bertambah seiring dengan semakin tingginya aktivitas pembangunan IKN.
Apalagi, saat ini ada tiga perusahaan dalam proses mengajukan izin pemanfaatan garis pantai untuk operasional pelabuhan.
“Semuanya berlokasi di PPU,” imbuhnya.
Secara akurasi Dimyati menyebut, seluruh pelabuhan penunjang tersebut sudah beroperasi. Hanya saja, jenis kapal yang sandar terbatas menyesuaikan kedalaman laut.
“Rata-rata kedalaman laut di kawasan tersebut 4 meter. Otomatis yang bisa masuk dan sandar kapal seperti tongkang dan LCT (Landing Craft-Tank, Red),” ucapnya.
Sementara jenis angkutan meliputi material konstruksi pembangunan IKN dan logistik untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi.
Meski jenis kapal terbatas namun volume kedatangannya bertambah setiap bulannya.
Tercatat, tahun 2022 total ada 53 kunjungan kapal menuju dermaga di IKN. Saat ini, hingga April 2023 sudah 134 kunjungan kapal.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kunjungan kapal selama masa pembangunan IKN, KSOP Balikpapan mengusulkan penambahan alur pelayaran menuju IKN dan menyiapkan zona labuh alternatif.
Termasuk menyiapkan pos terpadu melibatkan stakeholder terkait untuk menghalau potensial gangguan keamanan pemanfaatan garis pantai penunjang distribusi logistik pembangunan IKN. (*)