
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Sebagai upaya dalam konservasi dan inovasi lingkungan, Lurah Margo Mulyo, Balikpapan Barat, Aji Syarifah Nur Alifah, mendorong penelitian ekosistem Mangrove Margo Mulyo.
Riset yang direncanakan berlangsung pada 2025 ini akan melibatkan peneliti dari Inggris untuk mengkaji berbagai aspek ekosistem, mulai dari kondisi bawah air hingga keberadaan fauna khas seperti bekantan dan kepiting bakau.
Menurut Syarifah, penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan keanekaragaman hayati di kawasan mangrove secara lebih mendalam.
“Selama ini, kita belum memiliki data komprehensif tentang biota yang hidup di mangrove Balikpapan. Kami ingin riset ini menghasilkan dokumentasi dalam bentuk video dan buku yang dapat menjadi referensi untuk pelestarian ekosistem,” kata Syarifah saat dijumpai media, Kamis (27/2/2025).
Ia menyebutkan bahwa langkah tersebut bukan sekadar inisiatif kelurahan, melainkan kolaborasi berbagai pihak untuk memastikan kelangsungan ekosistem mangrove. Dukungan dari media dan instansi terkait sangat diharapkan guna memperkuat penelitian.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan pada ekosistem mangrove serta menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan konservasi yang lebih efektif.
“Kita memerlukan data akurat untuk menentukan langkah-langkah yang tepat ke depan. Salah satu perhatian utama adalah jembatan mangrove yang mengalami kerusakan, yang merupakan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kami mendukung upaya perbaikannya karena Margo Mulyo adalah salah satu kawasan mangrove yang masih dalam konservasi di Balikpapan,” terangnya.
Selain memiliki peran ekologis yang krusial, kawasan mangrove Margo Mulyo juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar.
Bekantan sering terlihat mencari makan di pagi hari, sementara monyet dan satwa lain juga beraktivitas di area tersebut. Potensi ini perlu diteliti lebih lanjut agar manfaat ekologisnya dapat lebih dipahami dan dimanfaatkan.
Saat ini, proyek penelitian masih dalam tahap pengajuan proposal dan pencarian pendanaan, termasuk melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan di Balikpapan.
“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan baru serta manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
Hingga kini, belum ada riset mendalam tentang mangrove Margo Mulyo, jadi inisiatif ini menjadi langkah yang sangat penting.” Tutup Syarifah. (*)