
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Puskesmas Margasari terus memperkuat kualitas layanan posyandu melalui kegiatan rapat koordinasi triwulan yang bukan hanya menjadi forum evaluasi, namun juga wadah peningkatan kemampuan kader.
Dengan pendekatan pelatihan intensif, posyandu kini dituntut mampu melayani seluruh siklus hidup yakni mulai bayi, balita, ibu hamil, remaja, usia produktif hingga lansia.
Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Margasari, Syarifah Chairany, SKM, menyampaikan bahwa kegiatan triwulan ini menjadi tulang punggung peningkatan kualitas posyandu.
“Posyandu sekarang melayani semua siklus hidup. Tanpa pelatihan, kader bisa bingung. Karena itu, kami terus merepressing 25 keterampilan posyandu secara konsisten,” ucap Rany sapaan akrabnya, Sabtu (22/11/2025).
Ia menyebut, langkah Puskesmas Margasari memperkuat kompetensi kader ini terbukti penting. Pada proses validasi, masih ditemukan beberapa ketidaktepatan pengukuran, khususnya pada penimbangan dan pengukuran balita.
Namun demikian, ujar Rany, temuan itu tidak dianggap kelemahan, melainkan indikator bahwa pendidikan kader harus terus ditingkatkan.
“Ada pengukuran yang belum tepat karena ketidaktahuan kader atau karena ada kader baru. Ini wajar, dan justru menunjukkan pelatihan perlu terus dilakukan,” sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa peran kader sangat vital. Kader adalah garda terdepan yang menjadi mata dan telinga puskesmas di masyarakat. Tanpa kader, banyak kondisi kesehatan ibu hamil atau balita tidak akan terpantau.
“Kalau tidak ada laporan kader, kita tidak tahu kondisi masyarakat. Mereka yang paling dekat dengan warga,” tegasnya.
Untuk menjaga akurasi data gizi, Puskesmas Margasari telah menggunakan aplikasi SIGIZI dari Kementerian Kesehatan. Dengan sistem ini, status gizi ibu hamil dan balita langsung terdeteksi begitu data diinput.
“SIGIZI sangat membantu. Begitu data masuk, status gizi langsung terlihat dan tindak lanjut bisa cepat,” ungkap Rani.
Langkah penguatan kapasitas itu pun menjadi bukti bahwa Puskesmas Margasari berkomitmen meningkatkan kualitas layanan posyandu dari hulu ke hilir mulai dari alat, aplikasi, hingga Sumber daya Manusia (SDM) kader.
Rapat triwulan juga menjadi ruang komunikasi terbuka antara kader dan petugas puskesmas.
Ia mengungkapkan bahwa kader bisa menyampaikan temuan lapangan, hambatan pengukuran, hingga kasus ibu hamil risiko tinggi yang membutuhkan rujukan cepat.
Untuk komunikasi harian, pihaknya membentuk grup WhatsApp khusus kader sehingga laporan lapangan bisa diterima cepat tanpa menunggu jadwal pertemuan.
Meski masih ada tantangan terkait ketiadaan insentif kader, Rani menilai kinerja kader Margasari tetap luar biasa.
“Kader bekerja dengan hati. Harapannya pemerintah kota ke depan bisa memberikan insentif, karena peran mereka sangat penting,” imbuhnya.
Lewat penguatan SDM yang terus berkelanjutan, Puskesmas Margasari optimistis kualitas pengukuran gizi, pemantauan ibu hamil, serta layanan posyandu akan semakin meningkat. (*)
Untuk informasi lebih lanjut terkait kegiatan maupun update Puskesmas Margasari, masyarakat dapat mengunjungi dan mengikuti akun Instagram resmi di @promkes_pkmmargasari