
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Puskesmas Baru Tengah menegaskan komitmennya meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah melalui pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah) yang mulai digulirkan tahun ini.
Program tersebut menjadi bagian dari inisiatif strategis quick-win pemerintah pusat yang diarahkan Presiden untuk memperkuat pencegahan dini berbagai masalah kesehatan di usia sekolah.
Bagi Puskesmas Baru Tengah, kebijakan tersebut menjadi momentum memperkuat layanan promotif dan preventif yang selama ini telah berjalan di tingkat lokal.
Kepala Puskesmas Baru Tengah, Rulida Osma Marisya, mengungkapkan bahwa program itu selaras dengan kebijakan Kementerian Kesehatan dalam mendorong pemeriksaan menyeluruh di sekolah.
Menurutnya, pemeriksaan dini sangat penting karena berpengaruh langsung pada kemampuan belajar hingga kualitas tumbuh kembang anak.
“Kami melaksanakan CKG Sekolah untuk memastikan masalah kesehatan dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga intervensinya lebih cepat dan tepat,” kata Rulida saat diwawancara, Rabu (19/11/2025).
Di wilayah kerja Baru Tengah, kebutuhan untuk memperluas pemeriksaan kesehatan anak memang cukup mendesak.
Diketahui, evaluasi lapangan sebelum program dijalankan menunjukkan adanya sejumlah masalah yang muncul cukup konsisten setiap tahun, baik dari laporan guru maupun temuan pemeriksaan rutin.
Mulai dari karies gigi yang tinggi, variasi masalah gizi, anemia pada remaja putri, hingga gangguan penglihatan ringan yang sering tidak disadari siswa maupun orang tua. Situasi tersebut menjadi dasar bagi Puskesmas untuk menetapkan CKG sebagai prioritas layanan pada periode ini.
Program CKG tahun ini tidak hanya difokuskan pada pemeriksaan dasar, tetapi juga diarahkan untuk menghasilkan data kesehatan sekolah yang lengkap dan valid sebagai dasar perencanaan intervensi lanjutan.
Rulida menyampaikan bahwa puskesmas menargetkan seluruh siswa di sekolah sasaran dapat diperiksa.
“Tujuan kami jelas yaitu mendeteksi dini, memberikan tindakan awal, merujuk kasus bila diperlukan, dan menyediakan data yang bisa dipakai untuk perbaikan program secara berkelanjutan,” imbuhnya.
Sebagai upaya memastikan keberhasilan program, Puskesmas Baru Tengah menerapkan beberapa indikator kinerja yang ketat. Di antaranya, persentase siswa yang diperiksa, prevalensi temuan kesehatan utama, hingga proporsi kasus yang mendapatkan intervensi langsung maupun rujukan.
Indikator proses seperti partisipasi guru, keterlibatan orang tua, dan kepatuhan pada tindak lanjut rujukan juga menjadi penilaian penting.
Pendekatan tersebut menjadikan CKG bukan sekadar kegiatan pemeriksaan, tetapi rangkaian strategi kesehatan sekolah yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Rulida berharap program itu mampu memberi dampak luas bagi kesehatan anak di wilayah Baru Tengah. Selain mendorong deteksi dini, kegiatan ini diharapkan menguatkan pemahaman siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
“Investasi kesehatan pada anak adalah investasi masa depan. Karena itu kami berupaya maksimal agar program ini berjalan optimal,” tuturnya.
Puskesmas Baru Tengah menargetkan pelaksanaan CKG dapat berlangsung secara konsisten setiap tahun agar pola kesehatan anak dapat terus dipantau dan diperbaiki. (*)