IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan dukungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk perusahaan, meresmikan proyek Bekapai Artificial Lift (Bekapai AL) dan proyek Peciko 8A & 8B.

Peresmian tiga proyek tersebut digelar di PHM Balikpapan Base Office, Jalan Yos Sudarso atau Jalan Minyak, Senin (8/7/2024) dipimpin langsung oleh Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti.

Proyek Bekapai AL merupakan pemasangan Gas Lift Compressor di anjungan eksisting Bekapai BA dengan gas-lift yang diinjeksikan ke sumur-sumur di anjungan eksisting Bekapai BG dan BL.

Penginjeksian gas-lift ke sumur-sumur di anjungan existing Bekapai, sekaligus menandai tahap First Gas-In atau Onstream, 24 Mei 2024.

Setelah melalui uji coba operasi selama 72 jam nonstop, proyek Bekapai AL dinyatakan selesai dan beroperasi penuh sejak 2 Juni 2024.

Saat ini, hasil produksi dari pemasangan Gas Artificial Lift ini mencapai 2.500 Barrel of Oil per Day (BOPD) atau Barel Minyak per Hari.

Sementara itu, proyek Peciko 8A – SWPG Debottlenecking melalui pemasangan Booster Compressor Package, Liquid Transfer Pump, dan Diesel Engine Generator adalah pilot project yang juga merupakan upaya PHM untuk memproduksi migas dengan mode Low Low Pressure (LLP) di anjungan eksisting SWPG.

Saat ini produksi gas yang didapat mencapai 6 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari dan diharapkan akan meningkat hingga 8 MMSCFD.

Dalam sambutannya, Shinta Damayanti menyampaikan, peresmian tiga proyek ini merupakan sebuah pencapaian dan menunjukkan bahwa industri hulu migas nasional di tengah tantangan yang berat tahun 2024, masih terus bergerak dan tidak berhenti.

Peresmian proyek ini, merupakan bukti nyata akan upaya industri hulu migas, baik SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) serta usaha penunjang lainnya untuk mengeluarkan semua daya dan upaya dalam menjaga produksi nasional.

”Proyek ini akan berkontribusi untuk menambah kapasitas produksi gas sebesar 36 MMSCFD, minyak dan kondesat sebesar 16 ribu BOPD.

Adapun puncak produksi yang diharapkan dari ketiga proyek tersebut untuk gas sebesar 11.9 MMSCFD serta minyak dan kondensat sebesar 2 ribu BOPD,” ungkap Shinta.

Dengan adanya ketiga proyek ini, lanjut dia menerangkan, maka hingga Juli 2024, terdapat total delapan proyek yang telah onstream dari target 15 proyek tahun 2024.

SKK Migas menyambut baik upaya KKKS untuk melakukan terobosan dan peningkatan efisiensi dalam pengembangan lapangan.

General Manager PHM Setyo Sapto Edi dalam sambutannya menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan kegiatan operasi hulu migas yang selamat, efektif, unggul dan ramah lingkungan sehingga wilayah kerja Mahakam dapat memproduksi migas secara berkelanjutan.

“Yang terpenting dapat berkontribusi terhadap penambahan cadangan dan pencapaian target produksi migas nasional,” jelas Setyo.

Selain itu, Setyo menambahkan bahwa PHM terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan pengeboran dalam pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menemukan sumber daya baru.

“Kami menerapkan praktik-praktik terbaik untuk mempertahankan tingkat produksi dan menahan laju penurunan produksi alamiah dalam mendukung tercapainya ketahanan energi Indonesia,” tutur Setyo.

Proyek Bekapai AL diselesaikan dengan total manhours sebanyak 940 ribu jam kerja selamat dan tanpa terjadi insiden.

PHM juga melaksanakan Project Peciko 8B, yaitu pemasangan Bosster Compressor Package, Liquid Transfer Pump, dan Diesel Engine Generator untum anjungan MWPA dan MWPB Platform di lapangan offshore Peciko.

Proyek Peciko 8B ini merupakan kelanjutan dari upaya PHM untuk menambah produksi gas dan condensate dari lapangan. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi