
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kawasan pesisir Kariangau kini dikenal memiliki salah satu contoh pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat yang berhasil bertahan hampir satu dekade, yakni Nelayan Berdasi.
Program itu berawal dari kerja sama masyarakat dengan Pertamina yang kemudian berkembang menjadi destinasi wisata berbasis lingkungan dan ekonomi kreatif.
Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo, menjelaskan bahwa Nelayan Berdasi awalnya dibangun sekitar tahun 2015-2016 di kawasan tambak.
Lewat kolaborasi dengan perusahaan, tambak tersebut ditata menjadi kawasan wisata edukasi mangrove dan pemancingan yang ramah lingkungan.
“Dulu itu tambak biasa, kemudian bersama Pertamina dikembangkan menjadi kawasan yang lengkap. Ada tempat mancing, tempat kuliner hasil laut, dan ruang untuk aktivitas warga,” sebutnya.
Setelah masa kerja sama dengan perusahaan berakhir, masyarakat sekitar berhasil mengelola Layan Berdasi secara mandiri. Saat ini kawasan itu tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi nelayan setempat.
“Mereka sekarang sudah bisa mandiri. Bahkan ada pengembangan Nelayan Berdasi kedua yang konsepnya dibuat tanpa sponsor, sepenuhnya dikelola masyarakat,” ucap Singgih sapaan akrabnya, Kamis (13/11/2025).
Dalam pengelolaan kawasan, masyarakat menata tambak dengan tetap mempertahankan vegetasi mangrove. Area pemancingan dikembangkan tanpa menebang pohon, sehingga fungsi ekosistem tetap terjaga.
Di lokasi tersebut, pengunjung bisa memancing, memasak, hingga menikmati olahan hasil laut langsung dari tambak.
“Konsepnya wisata mancing. Jadi orang datang bisa mancing, ikan hasil tangkapannya bisa langsung dimasak atau dibakar di tempat,” tuturnya.
Program tersebut, ungkap Singgih, terbukti berdampak besar terhadap perekonomian warga.
Sebelumnya, sebagian besar masyarakat Kariangau hanya bergantung pada hasil tangkapan laut.
Kini, mereka memperoleh pendapatan ganda dari sektor wisata dan usaha olahan hasil laut.
“Nelayan sekarang punya tambahan penghasilan. Saat tidak melaut, mereka tetap bekerja di kawasan wisata, misalnya menjual ikan, membuka warung, atau mengelola tempat mancing,” imbuhnya.
Kelurahan Kariangau terus mendukung keberlanjutan program ini dengan memfasilitasi pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan pemberian Surat Keputusan (SK) kelembagaan agar pengelola dapat berjalan secara resmi dan berkelanjutan.
“Setelah Pertamina selesai, kami bantu mereka bikin KUBE dan SK-nya supaya legal dan bisa terus jalan,” ujarnya.
Nelayan Berdasi kini menjadi contoh nyata keberhasilan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
Dari tambak sederhana, kawasan itu pun berkembang menjadi ikon wisata lokal yang tidak hanya menjaga kelestarian mangrove, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi nelayan di Kelurahan Kariangau. (*)