
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan menggelar Ngopi dan Diskusi bersama insan pers Kota Balikpapan yang digelar di Kinetics Coffee & Eatery yang berada di kawasan Jalan Brigjen Ery Suparjan, Balikpapan Kota, Jum’at (13/9/2024) malam.
Kegiatan diskusi ini dimaksudkan untuk membahas terkait menangkal berita hoax, ujaran kebencian serta isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber, Komisioner KPU Balikpapan Suhardy, akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Balikpapan (Uniba) Johan Kadir, Pimpinan Redaksi Tribun Kaltim Ibnu Taufik serta Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kaltim Ahmad Yani.
Suhardy menerangkan, sebentar lagi KPU Balikpapan akan memasuki tahapan penetapan Pasangan Calon (Paslon) yakni 22 September 2024 mendatang dan dilanjutkan dengan pengundian nomor urut Paslon satu hari setelahnya. Yakni 23 September 2024.
Kemudian, 25 September 2024 sampai dengan 23 November 2024 akan menjadi waktu pelaksanaan kampanye bagi paslon yang telah ditetapkan.
“Akan ada ruang-ruang yang dapat menjadi peluang untuk masuknya hoax, isu SARA maupun ujaran kebencian yang seringkali terjadi, sehingga kami perlu melakukan antisipasi walaupun mungkin di Balikpapan ini ritmenya rendah, tapi bukan berarti tidak ada atau tidak akan terjadi,” kata Suhardy.
Karenanya, dia menilai kegiatan diskusi yang diadakan dengan mengajak rekan-rekan media penting agar dapat bersinergi dalam menyampaikan pemberitaan yang benar dan juga memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat terkait pelaksanaan Pilkada 2024.
“Penting kemudian untuk mengajak teman-teman media khususnya, karena merekalah yang paling banyak menyampaikan berita informasi, jangan sampai jadi bagian atau ikut terlibat dalam ruang (hoax, isu SARA dan ujaran kebencian) itu,” ucapnya.
Suhardy mengatakan, berbagai macam isu-isu yang berbahaya dapat menggangu stabilitas politik, ruang demokrasi, serta dapat berdampak menyinggung ruang sosial.
Dalam kesempatan itu, dia turut mengajak rekan-rekan media agar dapat menghalau Hoax, isu SARA dan ujaran kebencian yang berpotensi masuk dan mempengaruhi generasi milenial dan Gen Z dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Menurutnya, generasi muda tersebut dapat memberikan sumbangan suara yang tidak sedikit dalam kontestasi Pilkada 2024 mendatang, sementara kecenderungan dalam memilihnya dikhawatirkan masih menggunakan pendekatan emosional.
Sehingga, disayangkan jika sampai terpengaruh oleh hoax, isu SARA dan ujaran kebencian.
“Jadi ini juga tujuan kami mengadakan kegiatan ini, agar dapat disampaikan kepada generasi muda, sehingga mendapatkan edukasi dan informasi terkait hal itu,” imbuhnya. (*)