IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat terus mengintensifkan upaya penanganan stunting melalui strategi jemput bola di tingkat lingkungan.

Upaya itu dilakukan untuk memastikan setiap balita dapat terpantau pertumbuhan dan perkembangannya secara rutin, terutama melalui layanan posyandu yang tersebar pada sejumlah RT.

Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo, mengatakan bahwa penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan secara berkesinambungan.

Ia menyebut, hal itu sejalan dengan misi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dalam menurunkan angka stunting di seluruh wilayah.

Oleh karena itu, kelurahan memastikan pemantauan kesehatan balita tidak hanya mengandalkan kehadiran warga, tetapi juga melalui pendekatan langsung ke lapangan.

Menurut Singgih, posyandu menjadi garda depan dalam mendeteksi kondisi gizi balita. Meskipun, partisipasi warga tidak selalu stabil.

Di beberapa titik, jumlah kunjungan posyandu sempat menurun. Oleh sebab itu, kelurahan bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas melakukan pemetaan dan kunjungan langsung ke keluarga untuk mengetahui kendala yang dihadapi.

“Kalau ada posyandu yang kehadirannya rendah, kami langsung mendatangi warga. Kami cari tau apa penyebabnya. Jadi pendekatannya langsung di lapangan,” ujarnya, Senin (10/11/2025).

Pendekatan tersebut tidak hanya bersifat sosialisasi, namun juga menjadi penguatan motivasi keluarga. Sosialisasi pentingnya pemantauan tumbuh kembang balita disampaikan secara langsung agar dapat dipahami tanpa jarak.

Dalam beberapa kasus, kelurahan juga memberikan dukungan tambahan seperti pemberian makanan pendamping atau paket gizi untuk menarik partisipasi dan membantu pemenuhan kebutuhan harian keluarga.

Singgih menjelaskan bahwa proses penanganan stunting di Kariangau berjalan dengan dukungan Puskesmas sebagai pelaksana pemutakhiran data kesehatan.

Disamping itu, Puskesmas melakukan rapat evaluasi setiap tiga bulan untuk menyampaikan capaian, identifikasi kasus, dan target penanganan berikutnya. Kelurahan menggunakan hasil evaluasi tersebut sebagai dasar tindak lanjut di wilayah RT.

“Data perkembangan kesehatan itu diperbarui setiap tiga bulan oleh Puskesmas. Dari situ kami bergerak menyesuaikan langkah di lapangan,” sebut Singgih.

Ia menekankan, kolaborasi lintas pihak menjadi kunci berjalannya program ini. Selain unsur kelurahan dan puskesmas, peran RT turut mendukung keberlanjutan kegiatan pemantauan di posyandu.

Dengan sistem pengawasan di tingkat lingkungan, kelurahan dapat mengidentifikasi lebih cepat balita yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut.

Singgih menegaskan bahwa penanganan stunting bukan sekadar program tahunan, melainkan usaha jangka panjang yang membutuhkan konsistensi.

“Harapannya masyarakat semakin paham bahwa posyandu bukan hanya untuk timbang badan, tetapi untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap optimal,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi