IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kampung Bungas yang berada di kawasan jalan Hendriawan Sie, Kelurahan Gunung Sari Ilir, Balikpapan Tengah menjadi bukti nyata meski di lahan yang sempit, namun budidaya tanaman buah bunga dan sayur tetap bisa dilakukan.

Ya, Kampung Bungas telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan berkat kekompakan warganya dalam mewujudkan lingkungan hijau dan produktif.

Sebanyak lima Rukun Tetangga (RT) di kawasan ini aktif menanam berbagai jenis tanaman di pekarangan rumah masing-masing. Upaya tersebut tidak hanya membuat lingkungan menjadi lebih asri, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Salah satu keunggulan Kampung Bungas adalah pengelolaan sampah organik rumah tangga yang sudah berjalan secara optimal. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan diolah menjadi kompos dan pupuk organik cair yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman.

Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto yang juga pengelola Kampung Bungas menerangkan bahwa pengelolaan sampah di kampung bungas sudah berjalan dengan baik.

Ia menyebut, ibu-ibu rumah tangga sudah memahami cara memanfaatkan sampah agar lebih berguna.

“Para ibu rumah tangga di sini sudah paham cara memanfaatkan sampah organik. Mereka membuang sampah ke komposter, lalu kami olah menjadi kompos kering dan pupuk organik cair. Pupuk cair itu difermentasi selama seminggu sebelum digunakan,” jelas Suwanto, Sabtu (14/6/2025).

Ia menambahkan, hasil kompos dan pupuk cair ini boleh digunakan oleh siapa saja, termasuk keluarga di sekitar lingkungan yang membutuhkan.

“Kompos ini sangat penting karena kami tinggal di wilayah perkotaan yang minim lahan. Dengan kompos, tanah yang ada bisa disuburkan kembali,” tambahnya.

Lebih lanjut, Suwanto menuturkan bahwa Program pengelolaan sampah ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Melalui proses komposting, limbah dapur dan dedaunan disulap menjadi pupuk organik padat maupun cair yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Hal ini juga mendukung praktik pertanian ramah lingkungan.

Selain berdampak pada keberlanjutan lingkungan, program ini juga memberikan efek positif secara sosial dan ekonomi. Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya memilah sampah sejak dari rumah.

“Target kami adalah bisa mengurangi sampah hingga 30 persen sampai 70 persen.” Pungkasnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi