
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – UPTD Puskesmas Margasari terus menghadirkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kehadiran ibu dan balita pada kegiatan posyandu.
Salah satu upaya terbaru yakni penerapan sistem jimpitan posyandu atau celengan posyandu, sebuah program sederhana yang mendorong partisipasi warga melalui mekanisme tabungan sukarela yang dapat ditukar menjadi hadiah kebutuhan pokok.
Program tersebut dijalankan sejak Oktober dan langsung mendapat respons baik dari warga. Melalui jimpitan, setiap ibu yang hadir pada kegiatan posyandu akan memasukkan kontribusi kecil ke dalam celengan komunal.
Dana yang terkumpul kemudian dikelola untuk menyediakan hadiah berupa sembako, yang diberikan secara bergiliran kepada peserta posyandu. Cara itu dinilai mampu menumbuhkan rasa kebersamaan sekaligus meningkatkan kedisiplinan kunjungan ibu balita.
Syarifah Chairany, SKM, selaku petugas promosi kesehatan Puskesmas Margasari menjelaskan bahwa inovasi ini menjadi bagian dari strategi peningkatan kunjungan posyandu yang berdampak langsung pada program pencegahan stunting.
“Jimpitan posyandu diterapkan untuk menguatkan keterlibatan warga. Hadiah sembako menjadi bentuk apresiasi bagi ibu yang rutin hadir, sehingga pemantauan status gizi balita dapat berjalan lebih optimal,” kata perempuan yang akrab disapa Rani itu, Rabu (19/11/2025).
Selain jimpitan, puskesmas juga menyiapkan alat permainan edukatif (APE) di sejumlah posyandu. APE digunakan untuk menarik minat anak dan meningkatkan kenyamanan ibu saat mengikuti layanan, terutama saat penimbangan dan pengukuran perkembangan balita.
Ia menyebut, kehadiran alat permainan terbukti membantu menciptakan suasana lebih ramah anak sehingga ibu tidak ragu membawa balita mereka ke posyandu.
Rani pun mengungkapkan, rangkaian inovasi itu mendukung program pencegahan stunting yang dijalankan sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Di sisi lain, pihaknya terus memastikan agar edukasi diberikan secara terarah, termasuk materi ASI eksklusif, MPASI bergizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang, imunisasi dasar lengkap, dan pentingnya ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal enam kali.
Dalam pelaksanaan program, petugas juga melakukan pendampingan bagi balita yang terindikasi mengalami masalah gizi.
Adapun, rujukan ke rumah sakit dilakukan bagi anak yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan. Lewat pendekatan edukatif dan inovatif ini, ia berharap angka kunjungan posyandu di wilayah Margasari terus meningkat sehingga pemantauan status gizi dapat berlangsung lebih konsisten.
“Semakin sering ibu hadir ke posyandu, semakin cepat kita mengetahui perkembangan balita dan melakukan intervensi bila dibutuhkan,” ungkap Rani.
Dengan dukungan kader posyandu dan partisipasi warga, Puskesmas Margasari menargetkan upaya inovatif seperti jimpitan dan penyediaan APE dapat menjadi model peningkatan kunjungan yang berkelanjutan.
“Harapannya, strategi ini dapat membantu memperkuat pencegahan stunting dan menjaga kesehatan balita di wilayah Margasari,” tutup Rani. (*)
Untuk informasi lebih lanjut terkait kegiatan maupun update Puskesmas Margasari, masyarakat dapat mengunjungi dan mengikuti akun Instagram resmi di @promkes_pkmmargasari