
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Di tengah padatnya permukiman atas air di Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat, warga justru menemukan cara kreatif untuk bercocok tanam.
Mereka mengembangkan program hidroponik Rawa Bening akronim dari Rain Water and Urban Farming, yakni sistem pertanian yang memanfaatkan air hujan sebagai media tanam, hasil inovasi bersama Pemerintah Kelurahan dan dukungan CSR Pertamina.
Lurah Margasari, Hendra Jaya Prawira, menjelaskan ide Rawa Bening muncul dari keterbatasan lahan di wilayah pesisir. Rumah-rumah warga yang berdiri di atas air membuat mereka sulit menanam sayuran secara konvensional.
“Karena keterbatasan tanah, warga memanfaatkan air hujan sebagai pengganti air tanah. Jadi hidroponik ini benar-benar disesuaikan dengan kondisi wilayah kami,” kata Hendra saat dijumpai media, Rabu (5/11/2025).
Program hidroponik Rawa Bening kini berjalan di dua RT, dengan lokasi utama di RT 30 yang memiliki greenhouse sederhana.
Sistem ini dikelola oleh kelompok ibu rumah tangga yang diberdayakan untuk menanam sayur-sayuran seperti bayam dan sawi.
“Program ini sudah berjalan tiga tahun. Pengelolanya mayoritas ibu-ibu yang memang kami latih dan dampingi. Hasilnya sebagian dijual dan sebagian dikonsumsi sendiri,” ungkap Hendra.
Selain menghasilkan sayur segar, kegiatan ini juga menciptakan produk olahan lokal seperti keripik bayam dan stik sayur. Beberapa produk bahkan rutin dipesan oleh Pertamina sebagai suvenir kegiatan.
“Pertamina sering memesan hasil olahan warga untuk acara mereka, karena produk ini termasuk binaan CSR mereka juga,” sebutnya.
Menurut Hendra, keberadaan hidroponik Rawa Bening tidak hanya menambah penghasilan warga, tapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan di kawasan pesisir.
“Dulu banyak lahan kosong dibiarkan, sekarang bisa dimanfaatkan jadi ruang produktif. Warga jadi lebih semangat menjaga kebersihan sekitar,” pungkasnya.
Program Rawa Bening menjadi contoh sederhana bagaimana keterbatasan lahan tak menjadi penghalang untuk mandiri pangan. Dari air hujan, warga Margasari membuktikan kreativitas bisa tumbuh di mana saja. (*)