
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Koordinasi lintas instansi melalui sosialisasi dan edukasi menjadi upaya Kecamatan Balikpapan Barat dalam menjalankan program Trantib serta Lingkungan Hidup sepanjang 2025.

Hal ini disampaikan Kepala Seksi Trantib dan Lingkungan Hidup, Didik Wahyu Setiawan saat ditemui di kantornya, Jumat (7/11/2025).
Salah satu inisiatif unggulan yang sudah berjalan adalah penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi di trotoar SDN 009 Balikpapan Barat. Kolaborasi yang dilakukan dengan Satpol PP menjadi langkah sukses dalam upaya penertiban.
“Kemarin kami berkolaborasi dengan Satpol PP, menertibkan pedagang-pedagang yang berjualan di atas trotoar SDN 009 sini. Kami sampaikan bersama Satpol, kemudian Satpol memberikan surat pemanggilan, teguran, untuk nanti memberikan arahan di kantornya.
Artinya kan Satpol PP disini bertindak sesuai perda yang ada kan. Karena yang pedagang pakai untuk berjualan ini fasilitas umum,” papar Didik.
Ketika ditanya terkait relokasi, Didik mengatakan bahwa tidak tersedianya lahan menjadi persoalan yang harus dipikirkan lebih lanjut, mengingat ketersediaan lahan yang ada di kawasan Balikpapan Barat terbatas.
“Kalau kita relokasi ke tempat lain, pastikan kita harus pikirkan lahannya. Itu yang masih perlu dibahas lagi Lebih lanjut. Jadi bisa saja hal lainnya yang diatur, misalkan jam-jamnya atau bila perlu dilakukan rapat koordinasi lebih lanjut terkait itu,” kata Didik.
Ia memberikan contoh yang sudah berhasil seperti di sekitar Lapangan Foni dan juga Taman Bekapai, di mana para pedagang diatur jam berjualannya untuk menjaga ketertiban sekaligus menciptakan lingkungan rapi.
“Seperti di Lapangan FONI ini kan untuk para pedagang yang berjualan disekitar situ ada jam-jamnya nih dan dikelola serta di koordinir oleh LPM. Jadi tetap diatur supaya rapi ya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Didik menyampaikan bahwa Dalam era digital yang serba cepat ini, pendekatan humanis perlu diterapkan sebagai strategi utama.
Hal tersebut, sebagai upaya preventif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keributan diantara pedagang maupun petugas.
“Zaman sekarang apa-apa viral nih, ya upaya yang kami lakukan salah satunya pendekatan secara humanis, ya biasa kalau masyarakat marah-marah itu hal yang wajar lah ya.
Jadi tetap kami edukasi setiap pedagang, dan juga mereka yang berjualan kan berbeda-beda nih pemahamannya. Itu kami lakukan pendekatan secara humanis. Sehingga alhamdulillah tidak terjadi yang seperti bentrok atau ricuh,” imbuhnya. (*)