IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Balikpapan, Muhammad Hamid, menegaskan pentingnya peran orang tua dan pendidikan karakter dalam mencegah kasus perundungan (bullying) di kalangan pelajar.

Ia menilai, pengawasan keluarga menjadi faktor utama agar anak tidak terjerumus ke perilaku negatif yang dapat berujung pada tindakan berbahaya.

“Salah satu faktor penentu adalah orang tua. Lagi-lagi, orang tua juga harus mengajar dan mendidik anak. Jangan sampai anak-anak terpapar hal-hal berbahaya seperti yang terjadi di salah satu sekolah di Jakarta,” ujar Bang Midun sapaan akrab Muhammad Hamid, menyinggung kasus pelajar SMA yang diduga merakit alat peledak akibat tekanan sosial.

Menurutnya, kasus tersebut menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan dan keluarga.

Ia menekankan bahwa disiplin dan pembinaan nilai agama perlu ditanamkan sejak dini untuk membentuk karakter anak yang kuat dan berakhlak.

“Peran orang tua harus ditingkatkan, terutama dalam menanamkan kedisiplinan dan ilmu agama,” tuturnya kepada media, Senin (10/11/2025).

Selain faktor keluarga, Hamid juga menyoroti pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi.

Ia menyebut, mudahnya akses terhadap konten berbau kekerasan membuat anak-anak rentan meniru perilaku negatif yang mereka lihat di media sosial maupun tontonan daring.

“Faktor lingkungan sangat mempengaruhi. Jangan sampai anak-anak kita menonton tayangan yang berbau kekerasan. Orang tua harus terus memperhatikan anak-anaknya,” tambahnya.

Bang Midun turut mendorong sekolah agar terus memberikan edukasi terkait bahaya bullying.

Ia menuturkan, guru memiliki peran penting dalam menanamkan pemahaman tentang etika dan budi pekerti di era digital saat ini yang serba cepat.

“Edukasi tentang bullying harus terus dilakukan. Dunia teknologi yang semakin maju kadang membuat perilaku tiru-meniru menjadi budaya. Karena itu, pemahaman tentang budi pekerti diperlukan agar anak-anak terhindar dari perilaku kekerasan,” tutupnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi