
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kelurahan Margo Mulyo terus melanjutkan penerapan Kampung Bebas Rokok sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan tertib.
Program itu merupakan lanjutan dari kebijakan sebelumnya yang mendorong warga mengatur aktivitas merokok pada ruang-ruang yang telah ditentukan. Implementasi pun semakin dikuatkan untuk mencegah paparan asap rokok bagi anak-anak dan kelompok rentan.
Sekretaris Lurah Margo Mulyo, Hendra Agestha Hamid, menerangkan terkait Kampung Bebas Rokok bukan berarti melarang total aktivitas merokok di lingkungan warga. Dengan menekankan penataan zona merokok agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Untuk RT sini ada pojok rokoknya, dan itu bagian dari penataan. Kalau di kantor, memang betul-betul tidak boleh merokok di dalam ruangan,” ucap Gestha sapaan akrabnya, Senin (17/11/2025).
Penerapan kawasan bebas rokok ini juga menjadi kebiasaan baru bagi warga dan perangkat kelurahan. Gestha menyampaikan, meskipun dirinya merupakan perokok, aturan internal tetap dipatuhi.
“Walaupun saya perokok, saya tetap merokok di tempatnya, tidak boleh di dalam kantor. Itu sudah menjadi komitmen,” sambungnya.
Kesadaran warga terhadap aturan ini dinilai terus meningkat. Meski pihak kelurahan tidak dapat memantau perilaku setiap warga secara langsung, edukasi melalui berbagai saluran telah dilakukan.
PKK menjadi salah satu jalur sosialisasi yang aktif menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain itu, imbauan juga disebarkan melalui grup WhatsApp RT serta pemasangan banner di lingkungan tertentu.
Hendra menegaskan bahwa Kampung Bebas Rokok memiliki akar kebijakan yang kuat karena berasal dari panduan WHO dan diadaptasi pemerintah daerah. Hal tersebut guna menekan paparan asap rokok pasif dan memberikan ruang aman bagi anak-anak.
“Ini untuk kebaikan bersama. Intinya merokok itu harus di tempatnya,” tegasnya.
Dalam penerapannya, kelurahan juga bekerja sama dengan kader PKK sebagai perpanjangan tangan edukasi di lingkungan warga. Dengan menyampaikan imbauan, memonitor area yang rawan pelanggaran, dan memberi pengingat kepada warga untuk mengikuti aturan.
Meski belum dilakukan survei menyeluruh mengenai perilaku warga, perubahan kecil telah terlihat dari laporan informal. Warga, terutama bapak-bapak, kini lebih sering memilih merokok di luar rumah untuk menjaga kenyamanan keluarga.
Di beberapa wilayah, tempat khusus merokok menjadi titik yang diakui dan digunakan warga secara tertib. Pihaknya menyakini bahwa penyadaran masyarakat dapat meningkat dengan konsistensi aturan dan komunikasi yang terus diperkuat.
Ia mengungkapkan, pelaksanaan Kampung Bebas Rokok akan tetap berjalan beriringan dengan kegiatan monitoring berkala agar tujuan program dapat tercapai secara optimal. (*)