Peringatan Dini Cuaca BMKG Kaltim. (Foto: BMKG Kaltim)

IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Timur (Kaltim) memprediksikan cuaca hujan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Hal ini disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan Diyan Novrida.

Dia menyampaikan, prediksi tersebut seperti disampaikan dalam keterangan siaran pers BMKG, dimana Prediksi cuaca hujan masih berlangsung dari November hingga Desember 2024.

“Kita masih masuk musim hujan,” kata Diyan, Senin (9/12/2024).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat agar selalu memperbaharui informasi perkiraan cuaca sebelum berpergian, terutama saat berlibur dalam momen Nataru.

Menurutnya, hal ini penting sebagai langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang melanda di sejumlah wilayah Indonesia dan berpotensi menganggu kelancaran arus transportasi.

“Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan, maka dari itu kami meminta masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi Info BMKG yang selalu diperbarui secara berkala,” ucapnya.

Dia menerangkan, berdasarkan survey yang dilakukan Kementerian Perhubungan, diprediksi akan ada 110,67 juta orang yang akan melakukan perjalanan musim libur Nataru 2024/2025.

Mayoritas yang melakukan perjalanan tersebut, lanjutnya menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor sehingga sangat rentan menghadapi cuaca ekstrem dalam perjalanan.

Dwikorita memaparkan, cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.

Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Nataru.

Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut.

BMKG terus memantau kondisi ini secara cermat dan menyampaikan informasi terkini untuk mendukung langkah antisipatif serta mengurangi risiko di lapangan.

“Update informasi cuaca berkala diperlukan sebagai bentuk preventif guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan keluar kota maupun saat mengunjungi berbagai destinasi wisata,” terangnya.

Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menerangkan, sepekan ke depan sejumlah fenomena atmosfer diprediksi akan memengaruhi pola cuaca di Indonesia, meningkatkan potensi hujan lebat, terutama karena beberapa wilayah tengah memasuki masa puncak musim hujan.

Dijelaskan, Sirkulasi siklonik yang terdeteksi di Laut Natuna, di Samudra Hindia barat daya Banten, di Perairan Barat Aceh dan di Laut Arafuru turut memperkuat kondisi ini, dengan memicu peningkatan pengangkatan massa udara yang mempermudah terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.

Selain itu, kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta konvektif lokal di wilayah barat, selatan dan tengah Indonesia memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah.

Seiring dengan periode puncak musim hujan, lanjut Guswanto, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi, yang dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan.

“Waspada terhadap potensi risiko bencana hidrometeorologi, pantau terus informasi cuaca dan sebisa mungkin menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana,” ujarnya. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi