Serta bahan bakar rumah tangga yang mengalami penyesuaian harga dari produsen.
Terkait itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan R Bambang Setyo Pambudi dalam keterangan tertulis yang disampaikan, Kamis (2/3/2023) menilai, beberapa faktor diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi.
“Di antaranya mendekatnya periode Ramadan dan HBKN (Hari Besar Keagamaan dan Nasional, Red) yang berpotensi meningkatkan permintaan masyarakat,” ulasnya.
Lanjut dia menerangkan, kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan nelayan tidak melaut dan berpotensi menurunkan hasil tangkapan serta mengganggu produksi komoditas sayur, turut memberi pengaruh.
Belum lagi penyesuaian harga BBM non subsidi yang berpotensi untuk memberikan dampak lanjutan terhadap harga-harga komoditas utama.
Ditambah lagi, belum masuknya musim panen beras serta curah hujan tinggi di daerah penghasil berpotensi meningkatkan harga beras, juga diprediksi memberi pengaruh.
Untuk menekan dampak besar yang akan ditimbulkan, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.
DI antaranya dengan menggelar bazar murah TPID serta koordinasi program pengendalian inflasi yang terangkum dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). (*)