IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Kelurahan Kariangau terus mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi balita dan anak, termasuk dalam pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.

Meski demikian, di sejumlah lingkungan, masih ditemukan orang tua yang ragu atau menolak memberikan imunisasi kepada anaknya. Keraguan tersebut umumnya berkaitan dengan faktor kepercayaan, budaya, atau informasi yang belum dipahami secara menyeluruh.

Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo, mengatakan bahwa penolakan imunisasi tidak terjadi secara masif, tetapi cukup untuk menjadi perhatian.

Oleh karena itu, kelurahan melakukan pendekatan persuasif yang mengutamakan edukasi dan dialog langsung dengan keluarga.

“Masih ada beberapa warga yang ragu terkait imunisasi, terutama karena pandangan tertentu dalam budaya atau keyakinan. Itu kami tangani dengan pendekatan personal,” ungkap Singgih, Rabu (12/11/2025).

Pendekatan itu dilakukan melalui kerja sama dengan kader posyandu, Puskesmas, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Baginya, kader berperan sebagai penghubung pertama untuk memberikan penjelasan, karena mereka berada dekat dengan warga dan memahami karakteristik sosial lingkungannya.

Apabila ditemukan keluarga yang menolak atau absen dalam kegiatan imunisasi, kelurahan bersama Puskesmas melakukan kunjungan untuk mengetahui alasan dan memberikan penjelasan mengenai manfaat imunisasi serta risiko penyakit bila anak tidak mendapatkan perlindungan.

“Pendekatannya bukan memaksa, tapi memberikan pemahaman. Kami jelaskan bahwa imunisasi ini untuk melindungi anak dan mencegah penyakit yang dapat berdampak jangka panjang,” sebut Singgih.

Ia pun mengungkapkan bahwa edukasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan tidak menggurui.

Dalam beberapa kasus, pengalaman atau cerita dari warga lain yang sudah memahami manfaat imunisasi juga menjadi dukungan penting dalam mengubah pandangan orang tua yang ragu.

Selain pemberian edukasi, kelurahan juga memastikan bahwa jadwal imunisasi dapat diakses oleh semua keluarga. Apabila ada anak yang tidak dapat hadir pada jadwal utama, Puskesmas menyiapkan jadwal susulan agar tidak ada anak yang terlewat.

Pendekatan berjenjang ini diterapkan tidak hanya pada PIN Polio, tetapi juga pada imunisasi rutin dan pemantauan tumbuh kembang balita melalui posyandu.

Ia menilai, keberlanjutan edukasi menjadi kunci agar keluarga memahami imunisasi sebagai kebutuhan kesehatan, bukan sekadar program dari pemerintah.

“Harapannya, masyarakat semakin sadar bahwa imunisasi itu perlindungan jangka panjang. Ini bukan hanya momentum kampanye, tetapi bagian dari pemantauan kesehatan anak sejak awal,” tutur Singgih.

Kelurahan Kariangau pun akan melanjutkan pola edukasi dan penguatan peran kader dalam kegiatan kesehatan masyarakat.

Kemudian, ia menekankan, kolaborasi lintas sektor dapat terus diperkuat guna memastikan seluruh anak di wilayah tersebut mendapatkan hak layanan kesehatan dasar secara merata. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi