
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Isu resesi tahun 2023 marak diperbincangkan. Para pengamat ekonomi bahkan pemerintah memprediksi resesi ekonomi akan terjadi tahun 2023 mendatang.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian Yudi Sadono berpendapat bahwa masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan menabung atau investasi emas sebagai bantalan menghadapi goncangan krisis. Pasalnya, instrumen investasi emas masih menjanjikan dan masih diburu oleh masyarakat sebagai alat lindung nilai (Hedging).
“Alhamdulillah sampai dengan saat ini tren penjualan emas di Pegadaian mengalami kenaikan,” jelas Yudi Sadono dalam keterangan tertulis yang disampaikan, Selasa (8/11/2022).
Dia menjelaskan, Pegadaian memberikan kemudahan berinvestasi emas bagi masyarakat. Pertama, Tabungan Emas Pegadaian. Mulai dari Rp10 ribu, masyarakat sudah bisa memiliki emas berkadar 99,99 persen dalam bentuk digital yang bisa diakses atau dibeli melalui aplikasi Pegadaian Digital.
Selain itu ada Cicil Emas. Masyarakat yang belum ataupun sudah berpenghasilan tetap bisa merencanakan keuangan dengan menyisihkan dana untuk uang muka.
“Tak hanya Logam Mulia, Pegadaian juga menyediakan emas perhiasan melalui anak perusahaan yakni Galeri24, jadi masyarakat bebas memilih instrumen investasi emas yang diinginkan,” ucap Yudi.
Disebutkan, hingga Oktober 2022 jumlah nasabah baru Pegadaian tumbuh 70 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dari 117 ribu nasabah baru yang dihimpun hingga Oktober 2021 menjadi 199 ribu hingga Oktober 2022.
Pun begitu untuk pembiayaan. Mengalami peningkatan sebesar 87 persen. Dari Rp742 miliar Oktober 2021 menjadi Rp1,38 triliun periode Oktober 2022.
“Ini artinya, masyarakat mulai aware terhadap emas, karena emas dapat menjadi perisai ketika terjadi serangan krisis. Selain harga emas tidak akan termakan inflasi, emas itu bersifat likuid atau bisa dicairkan kapan saja,” tambah Yudi.
Tak hanya pertumbuhan nasabah dan pembiayaan, Yudi juga menambahkan masyarakat yang sudah mengakses Tabungan Emas Pegadaian juga terus tumbuh mencapai lebih dari 5,5 juta orang. (*)