
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Baru Tengah tahun 2025 tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan.
Keberhasilan rangkaian pemeriksaan yang menyasar 2.955 siswa ini juga ditopang kolaborasi kuat antara pihak sekolah, guru, dan orang tua. Dukungan lintas peran ini menjadi fondasi utama mengapa program CKG dapat berjalan lancar dari satu sekolah ke sekolah lainnya.
Kepala Puskesmas Baru Tengah, Rulida Osma Marisya, menegaskan bahwa sekolah merupakan mitra paling strategis dalam penyelenggaraan program CKG. Guru membantu menyusun jadwal, mengatur alur pemeriksaan, menyiapkan ruangan, hingga mendampingi siswa selama proses skrining.
“Keterlibatan guru sangat penting, terutama untuk memastikan anak tidak takut diperiksa dan kegiatan tidak mengganggu pelajaran,” ucap Rulida.
Selain guru, peran orang tua juga sangat diperlukan, khususnya untuk tindak lanjut rujukan. Beberapa kasus membutuhkan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lain. Namun di lapangan, tingkat kepatuhan orang tua tidak selalu optimal.
“Ini menjadi salah satu tantangan terbesar kami. Ada orang tua yang belum sempat membawa anaknya ke puskesmas meski sudah diberikan surat rujukan,” ungkapnya kepada IKNBISNIS.COM, Rabu (19/11/2025).
Upaya edukasi kepada orang tua akan diperkuat ke depan agar tindak lanjut dapat berjalan lebih baik.
Kendala lain yang ditemui adalah keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pemeriksaan di sekolah. Kegiatan harus disesuaikan dengan jadwal belajar, sehingga tim kesehatan harus bekerja cepat namun tetap menjaga ketelitian.
Selain itu, tidak semua siswa hadir pada hari pemeriksaan. Kondisi ini menyulitkan proses pendataan menyeluruh. Pihaknya menilai perlu adanya perbaikan penjadwalan atau kunjungan susulan bagi siswa yang absen.
Di sisi lain, respons siswa dinilai positif. Banyak siswa sekolah dasar yang antusias mengikuti demonstrasi cara menyikat gigi, sedangkan siswa SMP menunjukkan ketertarikan terhadap penjelasan mengenai anemia dan penglihatan.
Adapun beberapa siswa yang awalnya takut dengan pemeriksaan gigi akhirnya bisa mengikuti proses dengan baik berkat pendekatan ramah dari tim kesehatan.
“Antusiasme siswa memberi energi bagi kami untuk terus memperbaiki program,” ujar Rulida.
Dari hasil evaluasi sementara, Puskesmas Baru Tengah mencatat beberapa poin penting yang akan menjadi rekomendasi perbaikan.
Pertama, perlunya penguatan edukasi kebersihan mulut dan gizi sebagai materi rutin di sekolah. Kedua, peningkatan kerja sama sekolah dalam memastikan tindak lanjut rujukan. Ketiga, penjadwalan yang lebih fleksibel agar siswa yang absen tetap dapat diperiksa. Terakhir, peningkatan kapasitas alat pemeriksaan tertentu, seperti alat skrining anemia, agar pelayanan semakin optimal.
Rulida mengungkapkan bahwa CKG bukan sekadar program tahunan melainkan sebagai upaya jangka panjang meningkatkan derajat kesehatan anak.
“Evaluasi ini menjadi bekal penting agar pelaksanaan berikutnya semakin berkualitas,” tutupnya.
Dengan pendekatan kolaboratif dan evaluasi berkelanjutan, Puskesmas Baru Tengah berharap program CKG dapat terus menjadi tulang punggung upaya kesehatan sekolah di wilayah Balikpapan Barat. (*)