
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN-Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur tepatnya sebagian wilayah Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian wilayah lainnya di Kutai Kartanegara (Kukar), tak hanya membetot perhatian masyarakat seluruh Indonesia tapi juga dunia.
Pasalnya, itu menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Tapi sebelum sejarah baru itu berdiri, PT Pelindo (Persero) jauh lebih dulu menjadi sejarah bagi bangsa.
Betapa tidak, proyek pembangunan IKN yang akan dimulai tahun 2024 ditentukan oleh Pelindo. Bukan sebagai investor atau pelaksana pembangunan tapi Pelindo menjadi gerbang pembangunan IKN.
Sebagai BUMN pemilik dan pengelola pelabuhan maka sudah barang tentu Pelindo menjadi urat nadi IKN.
Pelabuhan-pelabuhan miliknya menjadi pintu masuk material pembangunan IKN. Tanpa pelabuhan niscaya pembangunan akan terpengaruh.
Ya, dalam setiap proyek pembangunan, dibutuhkan material berukuran raksasa yang hanya bisa diangkut menggunakan kapal laut maka peran pelabuhan menjadi vital. Apalagi megaproyek IKN.
Setahun lalu, tepatnya 1 Oktober 2021, Pelindo seluruh tanah air merapatkan barisan, menyatukan kekuatan dengan melakukan merger.

Dari sebelumnya mengelola per wilayah yang dibagi menjadi Pelindo I, II, III dan IV kini menjadi satu kekuatan penuh menjadi Pelindo. Itu artinya, jaminan kelancaran pembangunan IKN semakin nyata. Karena Pelindo akan mengerahkan seluruh perhatiannya untuk memuluskan pemerintah memulai pembangunan IKN di Kaltim.
Terkait itu, maka penting bagi PT Pelindo (Persero) mempersiapkan pelabuhan yang akan melayani kedatangan kapal angkutan material pembangunan IKN beserta layanan bongkar muatnya.
Persiapan itu sejalan dengan penunjukkan Pelindo oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, sebagai BUMN yang membangun pelabuhan, bagian dari proyek strategis nasional. Keseriusan itu ditandai dengan kedatangan Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto ke Balikpapan, Kamis (7/4/2022) lalu. Setahun setelah merger.
Kala itu, Boy, karib ia disapa ingin melihat langsung kekuatan pelabuhan Pelindo di Balikpapan.
“Jadi Pelindo mendapat penugasan dari Bappenas. Ada lima proyek (pelabuhan) strategis nasional yang baru yakni IKN, Ambon New Port, Pantoloan, Biak dan Tanjung Carat Sumatera Selatan. Dari kelima itu, kami buat (daftar) skala prioritas. Yang sudah dikerjakan studi (kelayakan) Ambon New Port dan Tanjung Carat. Nah IKN juga sedang dikerjakan studinya,” jelasnya di sela kunjungan kerjanya ke Balikpapan.
Lanjut dia menerangkan, membangun IKN juga perlu tempat untuk bongkar muat material konstruksi. Sehingga harus tepat memilih pelabuhan tujuan.

Baginya, pelabuhan yang dapat mendukung kelancaran proyek pembangunan IKN dan menjadi pelabuhan paling ideal yakni Terminal Peti Kemas Kariangau yang dikelola PT Kaltim Karingau Terminal (KKT) perusahaan konsorsium antara Pelindo dan Pemerintah Provinsi Kaltim.
Itu karena akses menuju kawasan IKN lebih dekat dari pelabuhan tersebut. Yakni melalui Jembatan Pulau Balang.
Lebih dari itu, lokasi Terminal Peti Kemas Karingau juga berdekatan dengan pintu masuk Jalan Tol Balikpapan. Kemudahan konektivitas tersebut menjadi jaminan bahwa pelabuhan tersebut paling layak mendukung pembangunan IKN.
Kendati Terminal Peti Kemas Kariangau dipandang paling potensial mendukung pengembangan IKN namun keberadaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan Terminal Khusus (Tersus) yang tidak dilengkapi legalitas berpotensi menjadi pesaing bagi Pelindo.
“Khusus TUKS dan Tersus yang tidak berizin kami hanya ingin mendorong (Kementerian) Perhubungan agar memiliki semangat yang sama seperti yang diinginkan presiden bahwa tidak ada pendapatan sekecil apapun yang lolos (tidak masuk kas negara, Red). Sedangkan bagi Pelindo semua pendapatan dari setiap pelayanan yang diberikan tercatat, tidak ada yang disembunyikan apalagi semua dilakukan secara digital. Kalau dikelola oleh Pelindo maka kami memberikan kepada negara dalam bentuk deviden,” jabarnya.
Disinggung pengembangan pelabuhan lainnya di Balikpapan yang juga dikelola Pelindo masing-masing Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Kampung Baru, dalam rangka menyongsong IKN, Boy karib ia disapa memberi gambaran.
“Ketika mengembangkan pelabuhan, aksesnya harus bagus,” ulasnya.
Menyusul Boy, Komisaris Utama Pelindo Laksamana TNI (Purn) Prof DR Marsetio ikut menjejakkan kaki ke titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Jumat (17/6/2022).
Kedatangannya juga untuk memastikan kesiapan Pelindo. Lebih tepatnya pelabuhan Pelindo dalam mendukung proyek pembangunan IKN.
Ia pun meyakini, kehadiran Pelindo akan memperlancar proses pembangunan IKN. Pasalnya, dalam tahap pengembangan IKN, infrastruktur strategis dibutuhkan untuk kelancaran. Salah satunya pelabuhan untuk kebutuhan distribusi material pembangunan.
Ya, berdirinya Pelindo sebagai perusahaan hasil integrasi ini hasil inisiatif strategis pemerintah selaku pemegang saham untuk mewujudkan konektivitas nasional dan jaringan ekosistem logistik yang lebih kuat.
Dengan memiliki kendali strategis yang lebih baik dan didukung kemampuan finansial yang kuat, operasional bisnis Pelindo menjadi lebih terkoordinasi, terstandar dan efisien sehingga akan memberi keuntungan bagi masyarakat khususnya pengguna jasa Pelindo.