IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Upaya menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesadaran kesehatan di wilayah pesisir Balikpapan Barat terus dilakukan Puskesmas Margasari melalui keterlibatan kader posyandu dan pelajar sekolah.

Program Lihat Jaketku Keren menjadi wadah kolaborasi masyarakat dalam menukar sampah dengan layanan kesehatan.

Menurut drg. Andi Irnawati, pelaksana program dan tenaga kesehatan gigi Puskesmas Margasari, pelajar menjadi salah satu sasaran utama sosialisasi karena dinilai efektif menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan sejak dini.

“Kami mendorong anak-anak sekolah membawa botol bekas dari rumah untuk dikumpulkan di sekolah, kemudian diserahkan ke Puskesmas,” jelasnya, Selasa (4/11/2025).

Sampah yang terkumpul ditimbang, dicatat dalam buku tabungan sampah, lalu ditukar dengan layanan kesehatan seperti pembersihan karang gigi, cek kolesterol, atau pemeriksaan asam urat.

“Anak-anak sangat antusias. Selain belajar memilah sampah, mereka juga tahu pentingnya menjaga kesehatan gigi,” ujarnya.

Program ini juga didukung oleh para kader posyandu yang membantu mengedukasi masyarakat pesisir tentang pengelolaan sampah dan kesehatan dasar.

Tak hanya itu, para kader berperan aktif dalam pengumpulan botol dan kardus bekas, sekaligus menjadi penghubung antara Puskesmas dan warga yang belum memahami sistem digital.

Selain memberikan manfaat kesehatan, hasil pengumpulan sampah juga digunakan kembali untuk penyediaan alat pemeriksaan sederhana di Puskesmas.

“Hasil penjualan sampah digunakan membeli stik kolesterol yang nantinya dipakai lagi untuk pelayanan kepada masyarakat,” ungkap drg. Andi.

Meski berjalan positif, pelaksanaan program masih menghadapi tantangan dalam sosialisasi. Mobilitas masyarakat pesisir yang tinggi menyebabkan edukasi harus dilakukan berulang kali.

“Banyak warga yang baru menetap satu atau dua bulan, jadi kami harus menjelaskan ulang,” tuturnya.

Di sisi lain, pihaknya optimis, program tersebut bisa terus berjalan dan diperluas cakupannya agar manfaatnya dirasakan lebih luas.

“Dengan cara sederhana, masyarakat bisa berkontribusi menjaga lingkungan dan memperoleh layanan kesehatan tanpa biaya besar,” pungkas drg. Andi.

Ia berharap, program berbasis partisipasi ini juga dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menggabungkan edukasi lingkungan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. (*)

Penulis: Yandri Rinaldi