IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, mengapresiasi langkah Satgas Pangan Polda Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mengungkap kecurangan distribusi beras di Balikpapan.

Fauzi Adi Firmansyah atau akrab disapa Adi, menerangkan, dalam pemantauan yang dilakukan, ditemukan adanya praktik kecurangan, seperti beras berkualitas medium yang diklaim sebagai premium hingga kekurangan berat dalam kemasan.

“Yang pertama, kami apresiasi atas langkah-langkah yang dilakukan Polda Kaltim ya, dalam hal ini Polda Kaltim, Satgas Pangan ya, kami apresiasi dan sudah menemukan beberapa kecurangan-kecurangan, baik kualitas beras yang medium dibilang premium, dan juga berkaitan dengan berat beras, yang 5 kilo tapi ternyata ada yang 4,6, ada yang 4,8 kilo,” ungkap Adi, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, temuan ini menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Balikpapan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian untuk menindaklanjuti masalah ini.

Adi menyebutkan, beberapa produk beras yang bermasalah juga diketahui telah ditarik dari peredaran, terutama di sejumlah ritel seperti Indomaret dan Alfamart.

Ia menambahkan bahwa pihaknya berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan sebagai upaya untuk memastikan apakah masih ada kecurangan terkait kualitas dan berat beras di pasaran.

Lebih lanjut, Adi juga menyinggung fenomena yang sempat membuat masyarakat mengira terjadi kelangkaan beras. Ia menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena penarikan produk beras yang bermasalah.

“Sebenarnya sudah ada yang menjadi penarikan, kayak di Indomaret, Alfamart. Nah, itu beras-beras yang teridentifikasi bahwa ada kecurangan kualitas dan beratnya, itu sudah ditarik,” terangnya.

Ia pun turut mengimbau masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan beras premium, namun juga dapat menggunakan beras SPHP dari Bulog yang memiliki kualitas tidak kalah bagus dan harga lebih terjangkau.

“Kami ingin mengimbau juga pada masyarakat, agar tidak selalu mengkonsumsi beras premium. Ya, beras SPHP punya Bulog, itu juga tidak kalah bagusnya, tidak kalah enaknya,” katanya.

Beras SPHP, lanjut Adi, merupakan produk dari petani lokal yang harganya lebih ekonomis. Dengan mengonsumsi beras ini, masyarakat turut mendukung petani lokal dan meningkatkan daya beli mereka.

“Jadi pada saat kita menggunakan beras Bulog, itu otomatis petani lokal juga akan terakomodir, dan mereka juga daya belinya akan naik.” Imbuhnya. (*)

Penulis: TJakra