
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), H Rudy Mas’ud, menyampaikan bahwa sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kaltim kini mulai menunjukkan daya saing di pasar global.
Hal ini dibuktikan dengan capaian ekspor produk lokal yang mencapai USD716.403 atau setara Rp11 miliar hanya dalam sepekan terakhir Juli 2025.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan dalam peresmian Export Center Balikpapan yang berada di Jalan Marsma R Iswahyudi, Balikpapan Selatan, Jumat (1/8/2025).
Menurut Rudy, capaian ini merupakan indikasi kuat bahwa pelaku UMKM di Kaltim bukan lagi sekadar pelengkap dalam perdagangan luar negeri, melainkan telah menjadi pemain utama yang berkontribusi nyata terhadap aktivitas ekspor daerah.
“Jadi sudah bukan lagi sekedar pendamping. UMKM Kaltim sudah menembus pasar luar negeri. Seperti Kratom, karet, udang, hingga plywood sudah diekspor langsung,” kata Rudy.
Ia menerangkan, Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, ekspor pekan terakhir Juli dilakukan oleh lima perusahaan lokal.
Kelima perusahaan tersebut, diantaranya PT DJB Botanicals Indonesia yang melakukan ekspor perdana kratom ke AS senilai USD82.125, PT Kayu Alam Perkasa Raya mengekspor plywood dan veneer ke Singapura serta India senilai USD190.423, PT Segara Timber mengekspor plywood ke AS dan Tiongkok senilai USD218.499, PT Sumber Kalimantan Abadi mengekspor udang ke AS senilai USD100.170, serta PT Multi Kusuma Cemerlang yang mengekspor karet ke Sri Lanka senilai USD125.184.
Keberhasilan ini, kata Rudy, menjadi titik balik transformasi ekonomi Kaltim yang selama ini masih bergantung pada batu bara.
Adapun pada periode Januari hingga Mei 2025, sektor batu bara masih menjadi penyumbang terbesar ekspor Kaltim, yakni sebesar 71 persen.
“Akan tetapi itu tidak bisa jadi sandaran jangka panjang. Kita harus dorong ekspor nonmigas dan UMKM sebagai motor pertumbuhan baru,” ujarnya.
Rudy menuturkan bahwa Komoditas unggulan nonmigas dari Kalimantan Timur kini siap bersaing di pasar internasional.
Produk-produk seperti udang beku, ikan segar, rumput laut, pisang kepok, lada putih, cokelat, kayu olahan, rotan, dan kratom menjadi andalan Kaltim untuk ekspor.
Pada tahun 2024, melalui program Export Kaltimpreneurs yang difasilitasi oleh Bank Indonesia, sebanyak 78 UMKM berhasil melakukan ekspor dengan total nilai mencapai USD 2,8 juta.
Rudy menegaskan bahwa langkah selanjutnya adalah memperkuat ekosistem ekspor secara menyeluruh. Hal ini mencakup pelatihan bagi pelaku usaha, penguatan aspek legalitas, dukungan pembiayaan, serta peningkatan kualitas kemasan produk.
“Pasar sudah terbuka, sekarang tinggal bagaimana kita mempersiapkan pelaku usaha kecil agar bisa naik kelas,” imbuhnya.
Negara tujuan utama ekspor UMKM Kaltim saat ini meliputi Tiongkok, India, Filipina, Amerika Serikat, dan Eropa. Rudy memastikan pemerintah daerah akan terus memperluas dukungan agar UMKM bisa melakukan ekspor mandiri ke depannya.
“Transformasi ekonomi ke arah hilirisasi dan UMKM ekspor bukan wacana, ini pekerjaan kita ke depan. Ekonomi kerakyatan ini bisa jadi fondasi yang tahan guncangan,” Tutup Rudy. (*)